Sabtu, 31 Mei 2014

Manajemen Diri: Cara Sikap si Penentu Masa Depan

cara-menghadapi-dan-menyikapi-kritikan
foto: tipsmu-tipsku
SIKAP si Penentu Masa Depan  - Leader, dalam leadership (kepemimpinan) Sikap adalah bagian yang paling istimewa dari setiap insan. Mungkin ada yang berpikir dalam bisnis ada negara yang kaya raya dan ada negara miskin terletak suatu kesenjangan ekonomi namun itu adalah kesenjangan mental. Mungkin pula ada yang berpikir bahwa di Indonesia ada seseorang yang luar biasa dan ada juga yang bertindak bak seseorang pecundang. Yang menjadi pertanyaan adalah, apabila semua negara di dunia ini krisis, siapa yang dapat masih berbahagia? yaitu orang yang memiliki sikap solutor atas apapun keadaannya.


PENGANTAR TRAINING MANAJEMEN PERGUDANGAN (WAREHOUSE MANAGEMENT)

 Di dalam dunia industri, peran warehouse semakin penting dalam mendukung pelayanan customer. Kecepatan picking, layout yang baik, akurasi order, peralatan yang sesuai merupakan prasyarat dalam memenuhi kebutuhan customer dengan tepat & cepat. Pengelolaan gudang yang rendah biaya tetapi tepat sasaran adalah impian rantai distribusi suatu industri. Tidak hanya SDM yang handal yang perlu dikelola, tetapi juga pengelolaan barang, alur proses, penempatan, serta KPI adalah hal yang sangat krusial bagi gudang.  Untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan kemampuan untuk mengelola warehouse dengan efektif dan efisien. Pengelolaan gudang yang benar tidak hanya effektif tetapi juga efficient. Hal ini dikarenakan begitu essensialnya fungsi gudang dalam jalur rantai supply sebuah bisnis serta ketatnya persaingan industry gudang.  Setiap peserta akan belajar mengenai pentingnya  “Manajemen Pergudangan” yang berperan penting dalam Operational Excellence pada aktivitas Supply Chain. Bahan baku ataupun produk jadi dalam proses Supply Chain harus termonitor dengan efektif sehingga sasaran kebutuhan pelanggan (baik internal dan ekseternal) dapat tercapai. Meraih keunggulan bersaing membutuhkan pengetahuan menyeluruh mengenai  aktivitas pergudangan dengan praktek praktek implementasi 5R, Inventory Management dan Order Point Management harus bisa dipahami dan tepat pada pelaksanaannya, serta pengetahuan mengenai jenis – jenis pergudangan dan wireless warehouse management.  Pelatihan ini memberikan manfaat untuk staff

manajemen kesiswaan sekolah

MANAJEMEN KESISWAAN SEKOLAH cms-formulasi Secara sosiologis, peserta didik mempunyai kesamaan-kesamaan. Kesamaan-kesamaan itu dapat ditangkap dari kenyataan bahwa mereka sama-sama anak manusia, dan oleh karena itu mempunyai kesamaan-kesamaan unsur kemanusiaan. Fakta menunjukkan bahwa tidak anak yang lebih manusiawi dibandingkan dengan anak lainnya; dan tidak anak yang kurang manusia dibandingkan dengan anak yang lainnya. Adanya kesamaan-kesamaan yang dipunyai anak inilah yang melahirkan kensekuensi samanya hak-hak yang mereka punyai. Di antara hak-hak tersebut, yang juga tidak kalah pentingnya adalah hak untuk mendapatkan layanan pendidikan yang bermutu. image%25255B3%25255D Samanya hak-hak yang dimiliki oleh anak itulah, yang kemudian melahirkan layanan pendidikan yang sama melalui sistem persekolahan (schooling). Dalam sistem demikian, layanan yang diberikan diaksentuasikan kepada kesamaan-kesamaan yang dipunyai oleh anak. Pendidikan melalui sistem schooling dalam realitasnya memang lebih bersifat massal ketimbang bersifat individual. Keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki oleh sistem schooling memang lebih memberi porsi bagi layanan atas kesamaan dibandingkan layanan atas perbedaan. Sungguhpun demikian, layanan yang lebih diaksentuasikan kepada kesamaan anak ini, kemudian digugat. Gugatan demikian, berkaitan erat dengan pandangan psikologis mengenai anak. Sungguhpun anak-anak manusia tersebut diyakini mempunyai kesamaan-kesamaan, ternyata jika dilihat lebih jauh sebenarnya berbeda. Pandangan ini kemudian menunjukkan bukti-bukti yang meyakinkan, bahwa di dunia ini tak ada dua anak atau lebih yang benar-benar sama. Dua anak atau lebih yang kelihatan samapun, misalnya saja si kembar, pada hakekatnya adalah berbeda. Oleh karena berbeda, maka mereka membutuhkan layanan-layanan pendidikan yang berbeda. Layanan atas kesamaan yang dilakukan oleh sistem schooling tersebut dipertanyakan, dan sebagai responsinya kemudian diselipkan layanan-layanan yang berbeda pada sistem schooling tersebut. Ada dua tuntutan, yakni aksentuasi pada layanan kesamaan dan perbedaan anak itulah, yang melahirkan pemikiran pentingnya pengaturan. manajemen peserta didik tingkat satuan pendidikan, adalah kegiatan yang bermaksud untuk mengatur bagaimana agar tuntutan dua macam layanan tersebut dapat dipenuhi di sekolah. Baik layanan yang teraksentuasi pada kesamaan maupun pada perbedaan peserta didik, sama-sama diarahkan agar peserta didik berkembang seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuannya. Sebagai akibat dari adanya perbedaan bawaan peserta didik, maka akan ada peserta didik yang lambat dan ada peserta didik yang cepat perkembangannya. Kompetisi yang sehat akan memungkinkan jika ada usaha dan kegiatan manajemen, ialah manajemen peserta didik tingkat satuan pendidikan. demikian juga peserta didik yang bermasalah sebagai akibat dari adanya kompetisi akan dapat ditangani dengan baik manakala manajemen peserta didik tingkat satuan pendidikan-nya baik. Dalam upaya mengembangkan diri tersebut, ada banyak kebutuhan yang sering kali tarik-menarik dalam hal pemenuhan pemrioritasnnya. Di satu sisi, para peserta didik ingin sukses dalam hal prestasi akademiknya, di sisi lain, ia ingin sukses dalam hal sosialisasi dengan sebayanya. Bahkan tidak itu saja, dalam hal mengejar keduanya, ia ingin senantiasa berada dalam keadaan sejahtera. Pilihan-pilihan yang tepat atas ketiga hal yang sama-sama menarik tersebut, tidak jarang menimbulkan masalah bagi para peserta didik. Oleh karena itu diperlukan layanan tertentu yang dikelola dengan baik. manajemen peserta didik tingkat satuan pendidikan berupaya mengisi kebutuhan tersebut. Secara stimologis, kata manajemen merupakan terjemahan dari management (bahasa Inggris). Kata management sendiri berasal dari kata manage atau magiare yang berarti melatih kuda dalam melangkahkan kakinya. Dalam pengertian manajemen, terkandung dua kegiatan ialah kegiatan pikir (mind) dan kegiatan tindak-laku (action) (Sahertian, 1982). Terry (1953) mendefinisasikan manajemen sebagai pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya melalui usaha orang lain (Management is the accomplishing of the predertemined objective throug the effort of other people). Sementara itu, Siagian (1978) mendefinisikan manajemen sebagai kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka mencapai tujuan. Di lain pihak, The Liang Gie (1978) memberikan batasan manajemen sebagai segenap perbuatan menggerakkan sekelompok orang atau mengarahkan segala fasilitas dalam suatu usaha kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Dari semua pendapat itu, jelaslah bahwa manajemen adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama oleh dua orang atau lebih yang didasarkan atas aturan tertentu dalam rangka mencapai suatu tujuan. Dua orang atau lebih yang bekerjasama tersebut, karena adanya aturan-aturan tertentu, ada yang bertindak selaku manajernya ada yang bertidak sebagai yang dimanajerinya. Orang yang mengelola tersebut ketika mengerjakan pekerjaannya tidak dengan menggunakan tangan sendiri melainkan tangan orang lain; sementara orang-orang yang dimanaj dalam bekerja dengan menggunakan tangan sendiri. Dalam bekerja tersebut, baik yang menjadi manajernya maupun yang dimanaj, dapat mendayagunakan prasarana dan sarana yang tersedia. Peserta didik mempunyai sebutan-sebutan lain seperti murid, subjek didik, anak didik, pembelajar, dan sebagainya. Oleh karena itu, sebutan-sebutan yang berbeda pada buku ini mempunyai maksud yang sama. Apapun istilahnya, yang jelas peserta didik adalah mereka yang sedang mengikuti program pendidikan pada suatu sekolah atau jenjang pendidikan tertentu. Apa yang dimasud dengan Manajemen Peserta Didik? Knezevich mengartikan manajemen peserta didik atau pupil personnel administration sebagai suatu layanan yang memusatkan perhatian pada pengaturan, pengawasan dan layanan siswa di kelas dan di luar kelas seperti: pengenalan, pendaftaran, layanan individuan seperti pengembangan keseluruhan kemampuan, minat, kebutuhan sampai ia matang di sekolah. Manajemen peserta didik dapat diartikan sebagai usaha pengaturan terhadap peserta didik mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah sampai dengan mereka lulus sekolah. Yang diatur secara langsung adalah segi-segi yang berkenaan dengan peserta didik secara tidak langsung. Pengaturan terhadap segi-segi lain selain peserta didik dimaksudkan untuk memberikan layanan yang sebaik mungkin kepada peserta didik. Ruang lingkup peserta didik adalah sebagai berikut: Perencanaan peserta didik, termasuk di dalamnya adalah: school census, school size, class size dan efektive class. Penerimaan peserta didik, meliputi penentuan: kebijaksanaan penerimaan peserta didik, sistem penerimaan peserta didik, kriteria penerimaan peserta didik, prosedur penerimaan peserta didik, pemecahan problema-problema penerimaan peserta didik. Orientasi peserta didik baru, meliputi pengaturan: hari-hari pertama peserta didik di sekolah, pekan orientasi peserta didik, pendekatan yang dipergunakan dalam orientasi peserta didik, dan teknik-teknik orientasi peserta didik. Mengatur kehadiran, ketidak-hadiran peserta didik di sekolah. Termasuk di dalamnya adalah: peserta didik yang membolos, terlambat datang dan meninggalkan sekolah sebelum waktunya. Mengatur pengelompokan peserta didik baik yang berdasar fungsi persamaan maupun yang berdasarkan fungsi perbedaan. Mengatur evaluasi peserta didik, baik dalam rangka memperbaiki proses belajar mengajar, bimbingan dan penyuluhan maupun untuk kepentingan promosi pserta didik. Mengatur kenaikan tingkat peserta didik. Mengatur peserta didik yang mutasi dan drop out. Mengatur kode etik, pengadilan dan peningkatan disiplin peserta didik. Mengatur layanan peserta didik yang meliputi: Layanan kepenasehatan akademik dan administratif. Layanan bimbingan dan konseling peserta didik. Layanan kesehatan baik fisik maupun mental. Layanan kafetaria. Layanan koperasi. Layanan perpustakaan. Layanan laboratorium. Layanan asrama. Layanan transportasi. 11. Mengatur organisasi peserta didik yang meliputi: Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Organisasi Pramuka di sekolah. Palang Merah Remaja (PMR) Club Olah Raga Klub Kesenian. Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) Kelompok Studi. Club Pecinta Alam Peringatan Hari Besar. Pesta Kelas. Organisasi Alumni. Sumber : DIREKTORAT JENDERAL PMPTK, 2009, Dimensi Kompetensi Manajerial, Jakarta, DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL .... Baca Selengkapnya di : http://www.m-edukasi.web.id/2012/05/manajemen-kesiswaan-sekolah.html
Copyright www.m-edukasi.web.id Media Pendidikan Indonesia

manajemen kesiswaan

Pengertian /anajemen +esiswaan/anajemen kesiswaan adalah penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang  berkaitan dengan peserta didik, mulai masuk sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari suatu sekolah. /anajemen kesiswaan bukan hanya berbentuk pencatatan data peserta didik, melainkan meliputi aspek yang lebih luas yang secara operasional dapat membantu upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui proses  pendidikan di sekolah./anajemen kesiswaan merupakan salah satu bagian dari manajemen sekolah yang memiliki peran yang cukup besar dalam menentukan keberhasilan manajemen sekolah. /anajemen peserta didik dapat diartikan sebagai suatu usaha pengaturan terhadap peserta didik mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah sampai dengan mereka lulus sekolah.7adi secara simpel manajemen peserta didik dapat dipahami sebagai suatu usaha untuk mengatur, mengawasi, dan melayani berbagai hal yang memiliki kaitan dengan  peserta didik agar peserta didik mampu mencapai tujuan pembelajaran di sekolah,

MANAJEMEN PERUBAHAN



ARTI MANAJEMEN PERUBAHAN
Manajemen perubahan adalah proses terus-menerus memperbaharui organisasi berkenaan dengan arah, struktur, dan kemampuan untuk melayani kebutuhan yang selalu berubah dari pasar, pelanggan dan para pekerja itu sendiri. Kegiatan manajemen perubahan harus berlangsung pada tingkat tinggi mengingat laju perubahan yang dihadapi akan lebih besar dari masa sebelumnya.
Last but not least, agar terjadi perubahan yang signifikan dan dapat diimplementasikan dengan baik kedalam suatu organisasi, maka hal berikut ini harus segera terjadi, yakni:
Orang harus memahami dengan jelas tentang apa yang dimaksud dengan organisasi bisnis dan pelanggan. Dengan demikian, definisi yang jelas tentang tujuan bersama diperlukan; dan
Persyaratan kinerja baru harus dinyatakan dengan jelas dan dipahami oleh para pekerja, sehingga mereka mampu melakukan perubahan perilaku sekaligus merubah cara mereka melakukan bisnis, tentunya perubahan ini secara luas harus selaras dengan tujuan organisasi. Dengan demikian, para manajer perlu melakukan pembinaan untuk suatu perubahan yang konstruktif pada seluruh organisasi. Ketika ide perubahan disampaikan kepada seluruh lapisan organisasi sebagai sebuah mainstream, maka dengan sendirinya perlu dibarengi oleh perubahan infrastruktur pembinaan yang sudah ada, yang dapat mengatasi segala bentuk resistensi, sehingga mereka terdorong untuk mencoba dan menyesuaikan diri dengan perubahan yang telah direncanakan.

MANAJEMEN BIAYA

Pada lingkungan bisnis dewasaini, pengembangan dan penggunaan informasi khususnya informasi manajemen biaya merupakan factor kritis dalam manajemen yang efektif pada perusahaan atau organisasi. Informasi tersebut merupakan informasi yang dibutuhkan untuk mengelola secara efektif perusahaan atau organisasi nonprofit baik berupa informasi keuangan tentang biaya dan pendapatan maupun informasi non keuangan yang relevan yaitu produktivitas, kualitas, dan factor kunci sukses lainnya untuk perusahaan baik yang bersifa tjangka pendek maupun jangka panjang.  Informasi manajemen biaya disediakan untukmasing-masing fungsi utama manajemen:  1. Manajemen strategic, yang merupakan pengembangan posisi kompetitif sehingga keunggulan kompetitif dapat menyebabkan kesuksesan yang berkesinambungan.   2. Perencanaan dan pengambilan keputusan, yang meliputi penganggaran dan perencanaan laba, pengelolaan arus kas dan keputusan-keputusan lain yang berkaitan dengan operasi perusahaan.  3. Pengendalian manajemen dan operasional  a.

SISTEM MANAJEMEN DALAM KELUARGA

 A. Pengertian dan Tujuan Man.Keluarga
Pengertian manajemen, menurut system informasi manajemen nasional (SIMNAS) Lemhanas adalah: “Usaha pendinamisasian, pengarahan, pengkoordinasian, proses pengambilan keputusan, penata laksana pengendalian,pemeliharan dan pengembangan suatu organisasi dengan cara yang berdaya guna dan berhasil guna untuk mewujudkan organisasi”.
Pendapat lain menyebutkan bahwa manajemen adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana mangatur dan memimpin serta menggerakkan oarang yang mencapai suatu tujuan tertentu.

Membuat Manajemen Rumah Tangga

Membuat Manajemen Rumah Tangga  Ayahbunda.co.id
Image by : Dokumentasi Ayahbunda
Seperti organisasi, tugas-tugas rumah tangga juga bisa dikelola menggunakan prinsip manajemen, yaitu: planning, organizing, actuating, dan evaluation. Yang perlu diingat dalam mengelola manajemen rumah tangga, Anda berdua harus memiliki visi dan misi yang sama-mendambakan home sweet home dan, pembagian kerja serta  job description suami-isteri musti jelas. Jadilah tim yang kompak!

1.Planning. Perencanaan diawali dengan mengidentifikasi tugas-tugas, misalnya membagi tugas rumah tangga ke dalam 4-5 kategori –bisa dikembangkan sesuai kebutuhan.
  • Tugas Dapur  (berbelanja, memasak, mencuci piring)
  • Tugas Rumah (menyapu rumah, mengepel, melap perabotan, merapikan kamar, mencuci kamar mandi)
  • Tugas Pekarangan (menyapu halaman, menyiram tanaman, memotong rumput)
  • Tugas Cucian (mencuci pakaian , menjemur, mengangkat jemuran, menyetrika, menyusun pakaian di lemari).
  • Tugas Mengurus Anak (memandikan, menyiapkan makanannya,  memberi makan, bermain, menidurkan).
  • Tugas Mengurus Hewan Peliharaan (memberi makan, memandikan, membersihkan kandang).
Dari semua tugas yang telah diklasifikasi, tentukan skalan prioritasnya. Tugas penting  diprioritaskan dalam pengerjaannya, tugas kurang penting dikerjakan setelah tugas penting selesai, dan tugas tidak penting bisa ditunda.

MANAJEMEN SAINS

Management  Sains adalah suatu ilmu yang menggunakan aplikasi matematika dalam penyelesain masalah yang dihadapi seorang manager yang dijelaskan sebagai filosofi dan logika untuk melakukan pemecahan masalah tersebut.  Tujuan utama dari management sains adalah untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi oleh seorang menager baik yang bergerak dalam sektor publik maupun swasta dalam proses pengambilan keputusan dengan cara pendekatan model-model matimatika.  Management sains dapat dipergunakan pada berbagai organisasi untuk memecahkan berbagai macam masalah yang meliputi logika dalam pemecahan masalah. Pendekatan secara logis, konsisten, dan sistematis terhadap pemecahan masalah sangat berguna dan berharga sama dengan pengetahuan tentang teknik matematika itu sendiri. Akan tetapi management sains dalam perkuliahan saat ini menggunakan perangkat lunak seperti Microsoft Excel , QM for windows  sehingga tidak terlalu rumit untuk menyelesaikannya dengan menggunakan metode matematika biasa. Sebagian

Konsep Dasar Manajemen Cinta

Hakikat cinta adalah pancaran rahmat Allah SWT. Saat pancaran itu ada di dalam diri manusia maka ia berkembang menjadi dua bentuk cinta, yaitu cinta secara umum (mahabbahh) dan cinta secara khusus (asmara). Dalam bentuk umum itu cinta meliputi berbagai aspek hablun minallah dan hablun minannas. Adapun asmara hanya mengambil bentuk interaksi dengan lawan jenis. Dengan demikian lingkup pembicaraan (semesta) cinta meliputi seluruh aspek kehidupan manusia. Selanjutnya pembicaraan itu menjadi lebih luas ketika menyangkut kecenderungan manusia yang berada di antara kepribadian malaikat dan setan, sehingga seluruh kajian cinta dan asmara difokuskan pada empat derajat cinta, yakni;
  1. Cinta Suci, yakni cinta yang mendekatkan manusia kepada Allah SWT dengan bukti amal-amal shalih. Inilah fitrah sebenarnya dari cinta.
  2. Cinta Asli, yakni cinta yang dibuktikan dengan amal kebaikan, namun masih harus diperjuangkan dari sisi kesucian niatnya untuk benar-benar ikhlas karena Allah SWT.
  3. Cinta Palsu, yakni cinta yang tidak diikuti dengan bukti amal kebaikan, bahkan cenderung bertendensi duniawi.
  4. Cinta Nafsu, yakni gejolak nafsu yang diyakini sebagai cinta. Inilah tipu daya setan yang menjauhkan manusia dari Allah SWT.
Demi menyelamatkan kesucian dan keaslian cinta, agar tidak terperosok pada kepalsuan cinta atau bahkan bergelimang hawa nafsu akibat tipu daya setan, maka diperlukan sebuah manajemen khusus yang kami sebut Manajemen Cinta (Tanzhimul Mahabbah) yang disingkat MC.
MC tidak menganut teori manajemen rohani (tanzhim) yang rumit dan menyulitkan, lebih dari itu justru menganut bimbingan praktis yang bisa diamalkan oleh siapa saja.
Tujuan utama MC adalah memberikan bimbingan dalam meraih : kemaslahatan, kebahagiaan, keberkahan dan keselamatan cinta. Untuk itulah maka konsep dan operasionalnya MC mewajibkan diri bersandar pada rujukan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Dengan rujukan waijb tersebut kami berikhtiar memastikan arah bimbingan manajemen ini tidak menyimpang dari tujuan cinta yang hakiki yakni Allah SWT, dan jalan yang ditempuhnya tetap pada satu jalan hakiki yakni sabilillah.
MC tidak hanya berhenti di kajian teori dan motivasi normatif, lebih real dari itu MC dilengkapi dengan sebuah Metode Praktis dan Mudah Mengukur Kualitas Cinta seseorang terhadap sesuatu, misalnya cinta terhadap : pekerjaan, perusahaan, organisasi, gerakan dakwah, harta, keluarga, pasangan hidup, dll. Dengan demikian metode ini akan sangat membantu bagi peningkatan kualitas sumber daya insani (SDI) di rumah, masyarakat, organisasi, gerakan dakwah, lembaga pendidikan, perusahaan, dunia kerja pada umumnya dll, terlebih secara perseorangan sebagai pribadi.

MANAJEMEN CINTA

Manajemen Cinta dalam Islam : Kala Cinta Menyapamu

Cinta dalam IslamAssalammu’alaykum, sista!
Kaifa khaluk? Gimana kabarnya hari ini? Semoga tetap GANBATTE dan SEHAT selalu yaa….
Kita berjumpa lagi dengan rubrik Kemuslimahan di edisi perdana Aqidah, Akhlaq, dan Nasehat  ^_^
Di artikel kali ini, kita akan bahas tentang ringkasan Kajian Rutin Muslimah Jum’at tanggal 3 Mei 2013 yang diisi oleh seorang pembicara, eks Takmiroh masjid Nurul Huda, mbak Tyagita. Kajian minggu lalu membahas tentang tema yang sangat digemari oleh kaum cewek, apalagi kalo bukan tentang “C-I-N-T-A”. Yaps, sengaja kajian minggu lalu mengangkat judul pembahasan kajian : “Manajemen Cinta dalam Islam : Manajemen Cinta dalam Islam” karena memang sangat penting dipahami oleh kaum Hawa yang (katanya) mudah klepek-klepek kalo udah ketemu sama pembahasan satu ini. Langsung aja yuk kita simak bersama!
CINTA MENURUT AL-QUR’AN
 Cinta, Cinta, dan Cinta. 5 huruf yang selalu menghapuskan kesedihan. 1 kata yang selalu membangkitkan semangat juang. Cinta, Cinta, dan Cinta. Tak ada habisnya jika kita berbicara cinta, apalagi bagi kamu yang masih muda. Seakan cinta menjadi magnet yang kuat dalam hidup ini.
Sudah menjadi fitrah bagi diri setiap manusia memiliki rasa cinta tersebut, karena memang  ALLAH SWT. telah menanamkan perasaan itu ke dalam diri tiap insan sejak ia dilahirkan. Hal itu seperti telah difirmankan olehNya dalam QS. Ali-Imran : 14 yang membahas tentang rasa kecintaan yang ditanamkan ALLAH dalam diri seorang manusia. Berikut artinya :
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).
Sudah jelas dalam ayat tersebut, bahwa memang perasaan cinta telah ditanamkan ke dalam perasaan setiap manusia dan memang telah menjadi fitrahnya untuk memiliki perasaan tersebut. Dari ayat di atas, ada beberapa hikmah yang dapat kita petik, di antaranya:
1. Fitrah Manusia
 “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini”
 ALLAH SWT telah menciptakan manusia sebagai makhluk yang sempurna. Dengan kesempurnaan itu ALLAH menghadirkan rasa cinta sebagai fitrah manusia. Dengan adanya rasa cinta tersebut, manusia dapat memandang segala sesuatu menjadi indah. Secara maknawi pada kalimat pertama di dalam Surat Ali-Imran ayat 14, ALLAH SWT menerangkan kepada kita bahwa ALLAH telah memberi rasa cinta kepada manusia sehingga manusia cenderung memandang segala sesuatu menjadi terasa indah.
2. Cobaan Di Dunia
Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia”
Pada kalimat kedua Surat Ali-Imran ayat 14, ALLAH menyebutkan beberapa cobaan manusia di dunia. Cobaan yang pertama disebutkan ALLAH SWT dalam ayat tersebut adalah wanita, hal itu mengandung makna bahwa wanita (lawan jenis) merupakan cobaan terbesar kita di dunia. Hal ini bisa kita lihat dalam sebuah hadits shahih :
Dari Usamah bin Zaid, ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, ‘Tidaklah aku tinggalkan setelah kematianku kelak sebuah fitnah kekacauan yang lebih berbahaya bagi kaum laki-laki dari pada fitnah (yang disebabkan) wanita.” (Hadis Shahih :  Ash-Shahihah (2701). Muttafaq ‘Alaih)
3. ALLAH, Sebaik-Baik Tempat Kembali
 dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)”
Di penutup ayat tersebut ALLAH SWT mengakhirinya dengan memberitahu kita bahwa di balik semua kesenangan tersebut, masih ada kenikmatan yang paling baik, yakni di surga. Di dalam tafsir Ibnu Katsir, Ibnu Jarir meriwayatkan dari Umar bin Khatthab, setelah turun ayat “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini”, Umar berkata: “Ya Tuhanku, sungguh keindahannya bagi kami.” Kemudian diturunkanlah ayat: “Katakanlah: ‘Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?’. Untuk orang-orang yang bertaqwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya. Dan (mereka dikaruniai) istri-istri yang disucikan serta keridhaan Allah. Dan Allah Maha melihat akan hamba-hamba-Nya.’ ”
TINGKATAN CINTA DALAM ISLAM
Menurut Ibnu Qayyim ada enam tingkatan cinta dalam Islam, yaitu :
1. Peringkat pertama adalah Tatayyum
Ini merupakan tingkatan cinta yang paling tinggi dan merupakan hak ALLAH SWT. ALLAH SWT. berfirman :
“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan- tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).”
(QS. Al-Baqarah : 65)
ALLAH-lah yang paling utama tiada tandingan tak ada bandingan. Posisinya tidak boleh digeser menjadi nomer dua atau bahkan tiga. Cinta kita kepada-Nya harus menjadi puncak dari segala cinta yang kita miliki.
2. Peringkat kedua adalah ‘Isyk
Cinta ini yang merupakan haknya Rasulullah SAW. Cinta yang melahirkan sikap hormat, patuh, ingin selalu membelanya, ingin mengikutinya, mencontohnya, dan lain-lain. Namun, bukan untuk menghambakan diri kepadanya. Kita mencintai Rasulullah dengan segenap konsekuensinya. Kita akan dengan bangga menjalankan sunnah-sunnahnya dan mengikuti petunjuknya dalam mengamalkan agama ini. Kita juga akan mencintai khidupannya yang luhur dan penuh amal shalih. Kita rindu berjumpa dengannya karena kemuliaan yanga ada pada diri beliau. Cinta kita kepada Rasulullah mendorong kita untuk membela agama ini dengan kekuatan yang kita miliki. Demikian juga membela sunnahnya bila sunnahnya diinjak-injak oleh orang lain. ALLAH SWT. berfirman :
“Katakanlah: ‘Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu’. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(QS. Ali-Imran : 31)
3. Peringkat ketiga adalah Syauq
Yakni cinta antara mukmin dengan mukmin lainnya. Antara suami isteri, antara orang tua dan anak, yang membuahkan rasa mawaddah wa rahmah. Seorang suami harus mencintai isterinya dengan sepenuh hati. Demikian pula si isteri harus memberi cintanya kepada suaminya. Cinta yang tumbuh pada diri mereka akan menambah ketentraman hati dan ketenangan jiwa. Hidup akan lengkap, karena saling mengerti dan memahami. Seorang ayah yang begitu perhatian kepada anaknya, mencurahkan cintanya kepada buah hatinya. Dia menyayangi nya dan rela bekerja siang dan malam untuk anak-anaknya. Selain karena ibadah kepada-Nya, dia melakukannya juga karena cinta.
4. Peringkat ke empat adalah Shababah
Yaitu cinta sesama muslim yang melahirkan ukhuwah Islamiyah. Cinta ini menuntut sebuah kesabaran untuk menerima perbedaan dan melihatnya sebagai sebuah hikmah yang berharga. Seperti kita ketahui saat ini sedikit perbedaan saja seringkali menimbulkan perpecahan. Berbeda takbiratul ihram, berbeda gerakan shalat, berbeda hari Idul Fitri atau Idul Adha kadang tidak disikapi secara dewasa. Sehingga masalah pun muncul dan membuat jurang pemisah yang teramat dalam antar pengikutnya. Belum lagi kalau kita lihat betapa banyaknya kelompok harakah Islamiyah yang bermunculan. BIla cinta ini ada, insya Allah segala perbedaan bisa disinergiskan. Tidak semua perbedaan harus dipaksa sama, tapi kadang hanya membutuhkan sedikit pengertian saja. Cinta ini harus dimunculkan sebagai bentuk upaya untuk menciptakan kenyamanan hubungan dalam tubuh umat Islam.
5. Peringkat kelima ‘Ithf (simpati)
Cinta ini ditujukan kepada sesama manusia. Rasa simpati ini melahirkan kecenderungan untuk menyelamatkan manusia, termasuk pula di dalamnya adalah berdakwah. Rasa ini seringkali muncul bila sisi kemanusian kita tersentuh. Di saat melhiat seorang anak kecil di sebuah gubuk dengan wajah penuh penderitaan, atau saat melihat korban musibah bencana alam berjatuhan, tentu saja  hal ini mengetuk kepedulian kita yang terdalam. Sisi kemanusiaan kita menjadi tersentuh dan ingin menitikkan air mata. Hati kita tidak tega melihat sebuah penderitaan yang tak kunjung berakhir. Inilah bentuk simpati yang muncul dari hati yang paling dalam.
6. Peringkat keenam adalah cinta yang paling rendah dan sederhana, yaitu cinta atau keinginan selain kepada manusia : harta benda.
Namun, seringkali keinginan ini sebatas intifa’ (pendayagunaan/pemanfaatan). Cinta jenis ini pula yang sering menggelincirkan manusia. Karena sifat harta memang selalu melenakan. Namun, bila kita cerdas, banyaknya harta benda seharusnya tidak menjadikan kita terlena. Sebaliknya, ia hanya menjadi sarana untuk meraih cinta yang sebenarnya yaitu cinta kepada ALLAH SWT.
TANDA-TANDA ORANG JATUH CINTA
1. Banyak mengingat orang yang dicintainya. (QS. Al Anfal : 2)
2. Kagum
Kagum muncul karena adanya suatu kelebihan yang dilihatnya, apakah bersikap subjektif atau objektif. Kagum diawali dengan mengenali sesuatu yang lebih dibandingkan dengan yang lain. (QS. Al Hasyr  : 24)
3. Ridha
Cinta menimbulkan keridhaan kepada yang dicintai apapun yang diperintahkan atau dilarang dan ia pun  rela melakukannya. (QS. At Taubah : 62)
4.  Tadhhiyah (siap berkorban)
Cinta akan meminta kesiapan untuk berkorban demi kepentingan yang dicintainya. Ia akan membela habis-habisan sebagai wujud dari rasa cintanya. (QS. Al Baqarah : 207)
5. Takut
Ketakutan yang muncul dari cinta adalah dalam bentuk harap dan cemas agar yang dicintainya ridho/senang dan cemas bila yang dicintainya tidak ridho kepadanya. (QS. Al Anbiya : 90)
6. Berharap
Cinta menumbuhkan harapan kepada yang dicintainya. (QS. Al Ahzab : 80)
7. Taat
Bukti dari cinta adalah mentaati kepada yang dicintainya. (QS. An Nisaa : 80)
Setelah memahami tanda-tanda cinta tersebut, diharapkan kita dapat membuat porsi-porsi yang tepat dalam mengelola cinta. Cinta yang menempati urutan pertama dan utama adalah cinta kepada ALLAH. Dengan mencintai ALLAH, kita akan mendapat berkah dan rahmat dari ALLAH karena Dialah penguasa sejati kita, Pencipta kita. Dengan mencintai apa-apa yang ALLAH cintai, maka ALLAH akan mengekalkan rasa cinta tersebut.
 

MANAJEMEN KOPERASI DAN UKM

  • . 2 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas berkah dan rahmatNya maka kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Manajemen Koperasi dan UKM”. Dimana penulisan makalah ”Manajemen Koperasi dan UKM” ini adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan dalam menyelesaikan tugas mata kuliah Manajemen Koperasi dan UKM. Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Dalam penulisan makalah Manajemen Koperasi dan UKM ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini, khususnya kepada : 1. Bapak Dosen 2. Teman-teman dan keluarga Secara khusus kami menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada kami, baik selama mengikuti perkuliahan maupun dalam menyelesaikan makalah Manajemen Koperasi dan UKM ini. Dan juga kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini. Akhirnya kami berharap semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan rahmat dan karunia yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amin. Medan, 01 Juni 2012 Tim Penulis
  • 3. 3 DAFTAR ISI Kata Pengantar .................................................................................................. 2 Daftar Isi .............................................................................................................. 3 BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Koperasi ............................ .................................................. 4 1.2 Latar Belakang permasalahan ...………………………………………. 5 1.3 Faktor Penghambat Perkembangan Koperasi di Indonesia …………... 7 BAB 2. TINJAUAN UMUM 2.1 Perumusan Masalah ………………………………………………….. 9 2.2 Pembahasan Masalah ………………………………………………… 9 2.2.1 Kemampuan Manajerial Pengurus …………………………….. 9 2.2.2 Pelayanan Koperasi ……………………………………………. 11 BAB 3. PENUTUP 3.1 Kesimpulan …………………………………………………………... 12 3.2 Saran …………………………………………………………………. 12 3.3 Kata Penutup …………………………………………………………. 13
  • 4. 4 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Koperasi Koperasi merupakan bagian dari tata susunan ekonomi nasional, hal ini berarti bahwa dalam kegiatannya koperasi turut andil dalam mengambil bagian bagi tercapainya kehidupan ekonomi yang sejahtera, baik bagi orang-orang yang menjadi anggota perkumpulan itu sendiri maupun untuk masyarakat di sekitarnya. Koperasi sebagai perkumpulan untuk kesejahteraan bersama, melakukan usaha dan kegiatan di bidang pemenuhan kebutuhan bersama dari para anggotanya. Koperasi mempunyai peranan yang cukup besar dalam menyusun usaha bersama dari orang orang yang mempunyai kemampuan ekonomi terbatas. Dalam rangka usaha untuk memajukan kedudukan rakyat yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas tersebut, maka Pemerintah Indonesia memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan perkumpulan- perkumpulan koperasi. Konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia memberikan landasan bagi penyusunan dan pengelolaan ekonomi nasional dalam rangka memberikan kesejahteraan kepada rakyat banyak dengan asas demokrasi ekonomi. Hal ini ditegaskan dalam Pasal 33 ayat (1) Undang- Undang Dasar 1945 bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan. Dalam arti yang lebih luas, dirumuskan pada ayat (4) pasal tersebut di atas, bahwa perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. Koperasi yang sering disebut sebagai sokoguru ekonomi kerakyatan ini, batasannya dirumuskan dalam Undang-Undang Perkoperasian No. 25 tahun 1992 Pasal 1 ayat (1) sebagai berikut: “Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan”.
  • 5. 5 Dari pasal ini dapat dipastikan bahwa : a. Koperasi adalah badan usaha. b. Pendiri / pemiliknya adalah orang-orang ( perorangan / individu ) atau badan hukum koperasi. c. Bekerja berdasarkan prinsip-prinsip koperasi dan asas kekeluargaan; d. Sebagai gerakan ekonomi rakyat. 1.2 Latar Belakang Permasalahan Koperasi di Indonesia memiliki karakteristik yang berbeda dengan koperasi yang berada di negara-negara maju. Perbedaan yang ada bukan hanya disebabkan oleh struktur sosial masyarakat di Indonesia yang masih bersifat tradisional, namun juga sangat dipengaruhi oleh sistem sosial, ekonomi dan politik yang diterapkan. Di negara maju, koperasi telah mampu menunjukkan dirinya sebagai lembaga yang otonom dan mandiri. Selain itu peran pemerintah untuk mendukung kegiatan perkoperasian di negara maju dirasakan sangat besar. Sedangkan kondisi di negara berkembang khususnya di Indonesia, peran pemerintah terhadap kemajuan koperasi saat ini dirasakan sangat kurang. Oleh karena itu, pemerintah harus melaksanakan peranannya dalam menetapkan kebijaksanaan pembinaan yang diperlukan guna mendorong pertumbuhan, perkembangan dan pemasyarakatan koperasi. Namun sesuai dengan prinsip kemandirian koperasi, pembinaan tersebut harus dilaksanakan tanpa mencampuri urusan internal organisasi koperasi. Sesuai dengan landasan hukum koperasi di Indonesia, koperasi merupakan sebuah gerakan ekonomi rakyat maupun sebagai badan usaha yang berperan serta untuk mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur. Koperasi perlu mambangun dirinya dan dibangun menjadi kuat dan mandiri berdasarkan prinsip-prinsip serta jati diri koperasi sehingga mampu berperan sebagai sokoguru perekonomian nasional.Landasan hukum ini telah menjadikan koperasi sebagai pilar ekonomi nasional dimana pengembangan koperasi baik pada waktu sekarang maupun pada waktu yang akan datang adalah hal mutlak dan masih diperlukan. Selain kurangnya peran pemerintah, kondisi kesadaran masyarakat Indonesia saat ini untuk berkoperasi juga terlihat masih sangat rendah. Dari kurang lebih 230 juta penduduk Indonesia saat ini, baru sekitar 31 juta individu sebagai anggota koperasi, sekitar 35 ribu individu dalam manajemen koperasi dan sekitar 343 ribu individu sebagai karyawan koperasi (Depkop
  • 6. 6 2011). Berbeda dengan di negara maju ( misalnya Jepang dan Denmark ), dimana mayoritas penduduknya, secara sadar dan dengan kemauan sendiri menjadi anggota koperasi serta berpartisipasi aktif dalam kegiatan usaha koperasi. Perkembangan jumlah partisipasi penduduk Indonesia pada usaha koperasi di Indonesia seperti yang terlihat dari data yang tertera pada tabel berikut ini : Perkembangan Jumlah Partisipasi Penduduk pada Koperasi di Indonesia Tahun Jumlah Anggota ( orang ) Jumlah Manajer ( orang ) Jumlah Karyawan ( orang ) 2001 23.644.850 26.031 176.916 2002 25.007.601 23.960 218.559 2003 27.282.658 25.493 201.461 2004 27.523.053 28.841 259.748 2005 27.286.784 28.736 280.035 2006 27.776.133 31.963 318.472 2007 28.888.067 32.015 339.390 2008 27.318.619 30.562 326.443 2009 29.240.271 32.169 325.161 2010 30,461,121 32,050 326,718 2011 30,849,913 34,342 342,896 Sumber : http://www.depkop.go.id Demikian juga halnya dengan jumlah koperasi di Indonesia, apabila dilihat secara kuantitatif, jumlah koperasi di Indonesia mengalami peningkatan, namun jumlah peningkatan tidak diimbangi dengan peningkatan persentase jumlah koperasi aktif, yang dapat dikatakan stagnan, sedangkan persentase jumlah koperasi tidak aktif malah terus bertambah banyak setiap tahunnya. Sehingga perkembangan jumlah koperasi tiap tahunnya dapat dikatakan kurang baik seperti terlihat dari data yang tertera pada tabel berikut ini :
  • 7. 7 Perkembangan Jumlah Koperasi di Indonesia Tahun Jumlah Koperasi ( unit ) Koperasi Aktif ( unit ) Persentase (%) Koperasi Tidak Aktif ( unit ) Persentase (%) 2001 110.766 89.756 81.03 % 21.010 18.97 % 2002 118.644 92.531 77.99 % 26.113 22.01 % 2003 123.181 93.800 76.14 % 29.381 23.86 % 2004 130.730 93.402 71.45 % 37.328 28.55 % 2005 134.963 94.818 70.25 % 40.145 29.75 % 2006 141.326 98.944 70.01 % 42.382 29.99 % 2007 149.793 104.999 70.09 % 44.794 29.01 % 2008 154.964 108.930 70.29 % 46.034 29.71 % 2009 170.411 120.473 70.7 % 49.938 29.3 % 2010 177,482 124,855 70.35 % 52,627 29.65 % 2011 188,181 133,666 71.03 % 54,515 28.97 % Sumber : http://www.depkop.go.id Banyak kalangan menilai bahwa pertumbuhan koperasi masih jauh dari yang diharapkan. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, pertumbuhan kuantitas koperasi tidak diimbangi dengan kualitas yang baik sehingga banyak koperasi yang tidak aktif. Salah satu faktor utamanya disebabkan oleh karena masih banyak anggota yang kurang berpartisipasi aktif didalam kehidupan berkoperasi, padahal partisipasi anggota dalam koperasi sangat penting peranannya untuk memajukan dan mengembangkan koperasi. Tanpa adanya partisipasi aktif anggota dalam mengawasi jalannya usaha, permodalan, dan menikmati keuntungan usaha, serta keterlibatan anggota dalam mengevaluasi hasil-hasil kegiatan koperasi, koperasi tidak akan ada artinya, dan tidak akan dapat bekerja secara efektif dan efisien yang mengakibatkan koperasi tidak akan dapat berkembang. 1.3 Faktor Penghambat Perkembangan Koperasi di Indonesia Secara umum, ada beberapa hal yang menjadi latar belakang penghambat perkembangan usaha koperasi di Indonesia :
  • 8. 8 1. Terbatasnya kemampuan sumber daya manusia, yang secara langsung mengakibatkan terbatasnya kemampuan manajerial koperasi. 2. Jaringan distribusi usaha dan geografi yang terbatas. 3. Belum memiliki sarana infrastruktur yang memadai. 4. Modal yang terbatas. 5. Terbatasnya penerapan prinsip-prinsip ekonomi secara konsisten dalam koperasi. 6. Pelayanan koperasi yang buruk sehingga anggota enggan berkontribusi aktif dalam usaha koperasi. 7. Rendahnya tingkat kepercayaan anggota terhadap pengurus koperasi yang disebabkan oleh kinerja pengurus koperasi yang buruk. 8. Rendahnya tingkat partisipasi aktif anggota dalam kegiatan usaha koperasi. 9. Adanya kontradiksi dalam dualisme tujuan usaha koperasi, dimana disatu sisi, bertujuan untuk mencari laba sebagai sebuah badan usaha, namun disisi lain, bertujuan untuk mensejahterakan anggotanya berdasarkan prinsip kekeluargaan dan saling tolong menolong yang pada dasarnya adalah faktor utama penghambat penerapan prinsip-prinsip ekonomi dalam usaha koperasi untuk mencari laba. 10. Faktor ekonomi dan politik yang terjadi di Indonesia.
  • 9. 9 BAB 2 Tinjauan Umum 2.1 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, karena banyaknya faktor yang menjadi penghambat perkembangan koperasi di Indonesia, maka kami hanya akan membahas faktor manajemen koperasi, khususnya kemampuan manajerial pengurus dan faktor pelayanan koperasi, untuk membatasi permasalahan yang dikemukakan, sebagai berikut : 1. Kemampuan manajerial pengurus terhadap perkembangan usaha koperasi. 2. Pengaruh pelayanan koperasi terhadap perkembangan usaha koperasi. 2.2 Pembahasan Masalah 2.2.1 Kemampuan Manajerial Pengurus Kemampuan manajerial merupakan suatu pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku yang dapat membuat pekerjaan menjadi lebih efektif sehingga dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan efisien. Selain itu kemampuan manajerial juga dapat berarti suatu upaya dalam menggerakkan sumber-sumber yang tersedia untuk terlibat dalam suatu program atau kegiatan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kemampuan ini memiliki tingkatan puncak pada kemampuan untuk memimpin organisasi sebagai suatu prasyarat dalam pengelolaan manajemen tingkat atas (top management). Dalam organisasi koperasi, kemampuan manajerial merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh para pengurus koperasi karena para pengurus merupakan mandataris rapat anggota tahunan yang akan berperan sebagai badan eksekutif dalam mengelola koperasi. Karena pengurus koperasi memiliki tugas utama dalam mengelola koperasi dan usahanya, maka perkembangan koperasi akan ditentukan oleh kualitas pengurus koperasi tersebut.Dimana faktor pengurus koperasi memegang posisi yang sangat menentukan atau dominan atas perkembangan suatu koperasi, sebab para pengurus koperasi memiliki tugas untuk melaksanakan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan program kerja koperasi.
  • 10. 10 Oleh karena itu untuk memilih seorang pengurus hendaklah individu yang dipilih karena memiliki kemampuan manajerial yang baik, dengan indikator kemampuan manajerial sebagai berikut : 1.Kemampuan Konseptual (Conceptual Skill) Kemampuan konseptual merupakan suatu kemampuan mental untuk berfikir dalam memberikan pengertian, pandangan, persepsi, dan pendapat dalam menangani kegiatan- kegiatan organisasi secara menyeluruh, baik mengenai kebijakan, kemungkinan- kemungkinan dalam menghadapi perubahan dan bagaimana mengantisipasinya, serta mensinkronisasikan semua kegiatan dalam mancapai tujuan organisasi. 2. Kemampuan Kemanusiaan (Human Skill) Kemampuan kemanusiaan merupakan suatu kemampuan untuk bekerja dalam kelompok atau dengan kelompok yang lain secara organisasi maupun secara individu, dalam memberikan motivasi, komunikasi, memimpin dan mengarahkan orang-orang untuk mengerjakan sesuatu dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 3. Kemampuan Teknis (Technical Skill) Kemampuan teknis merupakan suatu kemampuan dalam menangani suatu masalah yang ditunjukkan melalui kemampuan menggunakan suatu prosedur, metode, maupun peralatan teknis dalam proses operasional terutama yang menyangkut peralatan kerja manusia yang biasa digunakan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. 4. Kemampuan Administratif (Administrative Skills) Keterampilan administratif adalah kemampuan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penyusunan personalia serta pengawasan segala hal yang berkaitan dengan sistem administrasi. Selain dari ketiga indikator tersebut, terdapat juga karakteristik personal (pribadi), yang diharapkan terdapat pada seseorang dengan kemampuan manajerial yang baik. Adapun karakteristik personal tersebut adalah sebagai berikut: 1. Kepemimpinan ( Leadership ) 2. Objektivitas pribadi ( Personal Objectivity ) 3. Pola pikir analitis ( Analytic Thinking ) 4. Fleksibilitas perilaku ( Behavior Flexybility ) 5. Komunikasi Lisan ( Oral Communication )
  • 11. 11 6. Komunikasi Tulisan ( Written Communication ) 7. Dampak Pribadi ( Personal Impact ) 8. Daya Tahan terhadap stress ( Resistance to Stress ) 9. Toleransi terhadap ketidakpastian ( Tolerance for Uncertainty ) Berdasarkan indikator-indikator kemampuan manajerial tersebut, maka setiap aspek dalam mengelola usaha baik dari segi pemahaman atau pengetahuan konseptual mengenai koperasi, segi kemampuan dalam memotivasi anggota,segi kemampuan dalam hal teknis, segi kemampuan administratif serta karakteristik-karakteristik personal adalah wajib dimiliki oleh pengurus koperasi, sehingga para pengurus koperasi dapat membawa perkembangan koperasi menuju kearah yang lebih baik. 2.2.2 Pelayanan Koperasi Tujuan utama didirikannya koperasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial para anggotanya.Meningkatkan kesejahteraan dapat diartikan mengubah keadaan ekonomi anggota menjadi lebih baik dan ini dianggap sebagai manfaat atau keuntungan yang diperoleh anggota dari koperasi. Dalam usaha koperasi untuk menciptakan manfaat bagi anggota, maka pelayanan yang baik mutlak diperlukan. Pelayanan yang baik adalah yang berkesinambungan dan makin meningkat dangan menyediakan barang-barang dan jasa-jasa yang sesuai dengan kebutuhan anggota. Semakin baik atau semakin banyak pelayanan itu, maka semakin tinggi peran serta dan kontirbusi aktif anggota koperasi tersebut. Dengan adanya pelayanan yang baik oleh koperasi kepada para anggotanya, akan meningkatkan jumlah kontribusi langsung dari para anggotanya. Pelayanan koperasi merupakan faktor yang sangat penting dalam upaya meningkatkan partisipasi anggota koperasi yang berpengaruh secara langsung dan memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap perkembangan usaha koperasi tersebut.
  • 12. 12 BAB 3 PENUTUP 3.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan manajerial pengurus dan pelayanan koperasi adalah faktor yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan usaha koperasi, terutama dalam aspek partisipasi aktif dari anggota terhadap kegiatan usaha koperasi tersebut.Semakin tinggi kemampuan manajerial pengurus dalam pengelolaan koperasi dan usahanya, serta semakin tinggi tingkat kualitas serta kuantitas pelayanan yang diberikan koperasi terhadap anggotanya, akan meningkatkan partisipasi aktif para anggota dalam kegiatan usaha koperasi, yang memberikan dampak positif terhadap perkembangan usaha koperasi tersebut. 3.2 Saran Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan sebuah koperasi adalah partisipasi anggotanya, dan apabila dalam koperasi telah terjadi situasi dimana anggota merasakan tidak adanya manfaat maupun nilsi tambah yang dapat diperoleh dengan bergabung di koperasi, sebagai akibat dari buruknya kinerja manajerial serta pelayanan koperasi, maka partisipasi dari anggota akan menjadi semakin rendah.Yang harus dibenahi segera adalah reorientasi dan reorganisasi koperasi. Koperasi diorientasi dan diorganisasikan sebagai bangun perusahaan yang profesional. Koperasi harus berdiri tegak sebagai bangun perusahaan yang mandiri dan efisien.Dengan memperhatikan hal diatas, maka dengan ini kami menyarankan : 1. Pemilihan pengurus dilakukan harus berdasarkan pada kemampuan yang dimiliki oleh calon pengurus tersebut, bukan berdasarkan pada kepentingan individu maupun golongan, namun demi kepentingan seluruh anggota koperasi. 2. Koperasi harus mangadakan kegiatan pendidikan secara mandiri dan berkesinambungan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan pengurus, pengawas, karyawan, dan anggota pada umumnya agar dapat memperbaiki kinerja pengelolaan koperasi dan usahanya. 3. Pengurus harus membuat program-program yang melibatkan anggota, sehingga dengan partisipasi anggota, diharapkan dapat menjalin komunikasi yang lebih lancar antara pengurus dan anggota, dengan demikian aspirasi-aspirasi dari anggota dapat diserap oleh pengurus
  • 13. 13 koperasi, sehingga kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pengurus dapat disusun dengan berorientasi pada aspirasi-aspirasi anggota tersebut. 4. Perlu adanya penerapan standarisasi pelayanan yang diberikan koperasi terhadap para anggotanya, dengan adanya penerapan standar tersebut, diharapkan tingkat pelayanan koperasi yang tinggi dapat menjadi suatu kebiasaan, menjadi suatu etika kerja, yang semakin meningkat dan berkembang dari tahun ke tahun. 5. Perlu adanya sosialisasi oleh pengurus koperasi mengenai seluruh kegiatan dan program yang dilaksanakan di koperasi kepada para anggotanya, sehingga selueuh anggota koperasi dapat mengetahui secara langsung kondisi koperasi baik secara fisik maupun non fisik. 6. Perlu diterapkannya sistem administrasi yang terbuka dan bertanggung jawab dalam pengelolaan koperasi, dimana apabila dilakukan secara profesional dapat meningkatkan kepercayaan anggota koperasi terhadap kinerja pengurus koperasi yang secara langsung juga meningkatkan kredibilitas para pengurus koperasi dihadapan seluruh anggota koperasi. 7.Koperasi, dalam hal ini pengurus, anggota serta seluruh elemen koperasi, selalu berpikiran terbuka, untuk mau belajar dari kesuksesan koperasi lain atau pihak lain dalam pengelolan kegiatan usaha mereka, sehingga dengan bercermin pada kesuksesan pihak lain, dapat memperluas pengetahuan, ilmu, wawasan, serta kemampuan manajerial, yang diharapkan dapat membawa perkembangan gerakan ekonomi rakyadkoperasi tersebut menuju ke arah yamg lebih baik. 3.3 Kata Penutup Demikianlah makalah Manajemen Koperasi & UKM ini kami susun dari berbagai sumber informasi yang tersedia, dengan harapan semoga kita dapat mengidentifikasikan permasalahan mendasar yang terjadi pada koperasi di Indonesia, berupa faktor-faktor penghambat perkembangan usaha koperasi, yang pada awalnya didirikan sebagai gerakan ekonomi rakyat dan menjelma sebagai sokoguru perekonomian nasional, dengan harapan bahwasanya kita dapat mencari solusi dalam mengatasi faktor-faktor penghambat diatas, menumbuh kembangkan kesadaran masyarakat dalam berkoperasi serta memajukan gerakan koperasi di Indonesia sehingga pada akhirnya tujuan koperasi dalam mewujudkan kesejahteraan bagi anggotanya pada khususnya serta bagi masyarakat Indonesia pada umumnya, berdasarkan pada prinsip-prinsip koperasi dan asas kekeluargaan, dapat tercapai.

MANAJEMEN KONTROL SISTEM

Sebelum membahas tentang seberapa penting manajemen control dalam sebuah sistem, ada baiknya saya jelaskan secara singkat apa itu sistem, dan seberapa penting kita harus memanagenya.

Menurut saya sistem adalah suatu elemen yang bekerja sama dalam sebuah bidang untuk mencapai tujuan yang harus dicapai. Dan dalam manajemen control ini, yang harus diamankan adalah “informasi” dari sebuah sistem tersebut. Hal ini berkaitan erat dengan CBIS (control base information system).

Informasi adalah salah suatu asset penting dan sangat berharga bagi kelangsungan hidup dan disajikan dalam berbagai format berupa : catatan, lisan, elektronik, pos, dan audio visual. Oleh karena itu, manajemen informasi penting bagi meningkatkan kesuksusesan yang kompetitif dalam semua sektor.

Tujuan manajemen informasi adalah untuk melindungi kerahasiaan, integritas dan ketersediaan informasi. Dengan tumbuhnya berbagai penipuan, spionase, virus, dan hackers sudah mengancam informasi bisnis manajemen oleh karena meningkatnya keterbukaan informasi dan lebih sedikit kendali/control yang dilakukan melalui teknologi informasi modern. Sebagai konsekuensinya , meningkatkan harapan dari para manajer bisnis, mitra usaha, auditor,dan stakeholders lainnya menuntut adanya manajemen informasi yang efektif untuk memastikan informasi yang menjamin kesinambungan bisnis dan meminimise kerusakan bisnis dengan pencegahan dan memimise dampak peristiwa keamanan.

Pengendalian yang dimaksud dalam tulisan ini adalah sejauh mana pengendalian aplikasi mempunyai peran dalam mencegah dan mendeteksi adanya kesalahan-kesalahan . Sebuah pengendalian dikatakan berhasil ketika kesalahan-kesalahan dapat diminimalisir.

Betapa pentingnya informasi dalam kehidupan manusia, sehingga informasi yang datang tidak boleh terlambat , tidak boleh bias(berat sebelah) harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan relevan dengan penggunanya,sehingga informasi tersebut menjadi informasi yang berkualitas dan berguna bagi pemakainya. Untuk mendapatkan informasi yang berkualitas perlu dibangun sebuah sistem informasi sebagai media pembangkitnya. Sistem informasi merupakan cara menghasilkan informasi yang berguna . informasi yang berguna akan mendukung sebuah keputusan bagi pemakainya.

Pendekatan sistem adalah suatu prosedur langkah demi langkah yang digunakan dalam memecahkan masalah. Tiap langkah mencakup satu keputusan atau lebih, dan untuk tiap keputusan diperlukan informasi.

Pengendalian dalam sistem
Pengendalian dalam sebuah sistem pada dasarnya berarti menjaga agar sistem beroperasi dalam batas prestasi tertentu. Sebuah sistem yang berada dalam kendali akan beroperasi dalam batas toleransi yang telah ditentukan.Keluaran dari sebuah sistem kadang-kadang tidak sesuai dengan keluaran yang semestinya (standar), hal ini membutuhkan pengendalian melalui sistem umpan balik untuk mencari gangguan-gangguan yang menghambat, sehingga terjadi hal seperti itu.

Agar sistem umpan balik itu dapat berjalan baik maka sistem harus memiliki standar keterukuran keluaran, sensor yang dapat menangkap kondisi setiap keluaran, alat yang dapat membandingkan keluaran yang terjadi dengan keluaran standar, serta alat yang bergerak mengoreksi masukan. Oleh karena sistem keorganisasian mempunyai sifat terbuka, berbagai kemungkinan gangguan bisa terjadi dan tidak terduga. Mengingat hal itu manajer harus mampu dan siap menghadapi segala kemungkinan gangguan dalam hal inilah berlaku “hukum variasi kebutuhan pengendalian”. Tentu saja tidak seluruh tanggapan korektif dari sistem umpan balik harus diterima, hal ini akan tergantung kepada kepentingan organisasi, karena itu berlaku fungsi penyaringan. Artinya hal-hal yang tidak prinsipil dan tidak terlalu mengganggu jalannya organisasi tanggapan korektif bisa diabaikan.

Adapun beberapa unsur pengendalian adalah sebagai berikut :
1. suatu standar yang memmemperincikan prestasi yang diharap.hal ini besa berupa anggaran prosedur pengoperasian,atau suatu algoritma keputusan.
2. suatu ukuran prestasi aktual.
3. suatu perbandingan antara prestasi yang diharapkan dan nyata.
4. suatu laporan penyimpangan pada sebuah unit pengendalian, misalnya seorang manajer
5. suatu rangkaian tindakan yang diambil unit pengendalian untuk mengubah prestasi mendatang kalau saat ini ada keadaan yang kurang menguntungkan disertai serangkaian aturan keputusan untuk pemilihan jawaban yang tepat.

Tugas Pengendalian Dalam Sistem Informasi Yang Terdiri Dari :

KONTROL PROSES PENGEMBANGAN
Selama fase disain dan analisis dari siklus hidup system, Analis System, DBA dan Manajer Jaringan membangun fasilitas kontrol tertentu dalam disain system. Selama fase implementasi, programmer menggabungkan kontrol tersebut ke dalam system. Disain system dikontrol dengan cara menggabungkan kontrol software menjadi lima bagian pokok. Untuk memastikan bahwa CBIS yg diimplementasikan dpt memenuhi kebutuhan pemakai atau berjalan sesuai rencana
1. Fase Perencanaan
Mendefinisikan tujuan dan kendala
2. Fase Analisis & Disain
Mengidentifikasi kebutuhan informasi Menentukan kriteria penampilan Menyusun disain dan standar operasi CBIS
3. Fase Implementasi
Mendefinisikan program pengujian yang dapat diterima Memastikan apakah memenuhi criteria penampilan Menetapkan prosedur utk memelihara CBIS
4. Fase Operasi & Kontrol
Mengontrol CBIS selagi berevolusi selama fase SLC
Memastikan bahwa CBIS yang diimplementasikan dapat memenuhi kebutuhan

KONTROL DESAIN SISTEM
Tujuan untuk memastikan bahwa disainnya bisa meminimalkan kesalahan,
mendeteksi kesalahan dan mengoreksinya.
Kontrol tidak boleh diterapkan jika biayanya lebih besar dari manfaatnya. Nilai atau
manfaat adalah tingkat pengurangan resiko.
I. Permulaan Transaksi (Transaction Origination)
Perekaman satu elemen data/lebih pada dokumen sumber
1. Permulaan Dokumentasi Sumber
Perancangan dokumentasi
Pemerolehan dokumentasi
Kepastian keamanan dokumen
2. Kewenangan
Bagaimana entry data akan dibuat menjadi dokumen dan oleh siapa
3. Pembuatan Input Komputer
Mengidentifikasi record input yang salah dan memastikan semua data input diproses
4. Penanganan Kesalahan
Mengoreksi kesalahan yang telah dideteksi dan menggabungkan record yg
telah dikoreksi ke record entry
5. Penyimpanan Dokumen Sumber
Menentukan bagaimana dokumen akan disimpan dan dalam kondisi
bagaimana dapat dikeluarkan

KONTROL PENGOPRASIAN SISTEM
Kontrol pengoperasian sistem dimaksudkan untuk mencapai efisiensi dan
keamanan. Kontrol yang memberikan kontribusi terhadap tujuan ini dapat diklasifikasikan
menjadi 5 area :
1. Struktur organisasional
Staf pelayanan informasi diorganisir menurut bidang spesialisasi. Analisis,
Programmer, dan Personel operasi biasanya dipisahkan dan hanya
mengembangkan ketrampilan yang diperlukan untuk area pekerjaannya sendiri.
2. Kontrol perpustakaan
Perpustakaan komputer adalah sama dengan perpustakaan buku, dimana
didalamnya ada pustakawan, pengumpulan media, area tempat penyimpanan
media dan prosedur untuk menggunakan media tersebut. Yang boleh mengakses
perpustakaan media hanyalah pustakawannya.
3. Pemeliharaan Peralatan
Orang yang tugasnya memperbaiki computer yang disebut Customer Engineer
(CE) / Field Engineer (FE) / Teknisi Lapangan menjalankan pemeliharaan yang
terjadwal / yang tak terjadwal.
4. Kontrol lingkungan dan keamanan fasilitas
Untuk menjaga investasi dibutuhkan kondisi lingkungan yang khusus seperti ruang
computer harus bersih keamanan fasilitas yang harus dilakukan dengan
penguncian ruang peralatan dan komputer.
5. Perencanaan disaster
i. Rencana Keadaan darurat
Prioritas utamanya adalah keselamatan tenaga kerja perusahaan
ii. Rencana Backup
Menjelaskan bagaimana perusahaan dapat melanjutkan operasinya dari ketika
terjadi bencana sampai ia kembali beroperasi secara normal.
iii. Rencana Record Penting
Rencana ini mengidentifikasi file data penting & menentukan tempat penyimpanan
kopi duplikat.
iv. Rencana Recovery
Rencana ini mengidentifikasi sumber-sumber peralatan pengganti, fasilitas
komunikasi da pasokan-pasokan.
- See more at: http://abiedyat.blogspot.com/2011/01/seberapa-penting-manajemen-kontrol.html#sthash.fBJ1FEFt.dpuf

Jumat, 30 Mei 2014

MANAJEMEN KOMUNIKASI

 ILMU komunikasi merupakan ilmu pengetahuan sosial yang bersifat multidisipliner, maka definisi mengenai komunikasi menjadi sangat beragam. Setiap defenisi memiliki penekanan arti, cakupan dan konteks yang berbeda satu sama lainnya. Terdapat 126 defenisi komunikasi yang dapat dikumpulkan oleh Frank E.X. Dance. Semuanya setelah dirangkum dapat dikategorikan manjadi 15 komponen konseptual. Yaitu:
  1. Simbol/verbal/ujaran, komunikasi adalah pertukaran pikiran atau gagasan secara verbal. (Hoben, 1954)
  2. Pengertian/pemahaman, proses di mana kita memahami dan dipahami orang lain. Komunikasi merupakan proses yang dinamis dan secara konstan berubah sesuai dengan situasi yang berlaku. (Anderson, 1959)
  3. Interaksi/hubungan/proses sosial. Interaksi adalah perwujudan komunikasi. Tanpa komunikasi tidak akan terjadi interaksi. (Mead, 1963)
  4. Pengurangan rasa ketidakpastian. Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau memperkuat ego. (Burnland, 1964)
  5. Proses, komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dll. melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar, angka dll.
  6. Pengalihan/penyampaian/pertukaran. Penggunaan kata komunikasi menunjuk pada pengalihan dari suatu benda atau orang ke benda atau orang lainnya menjadi bermakna. Misal kata â€Å“pohon†mewakili objek pohon.
  7. Menghubungkan/menggabungkan. Komunikasi adalah proses yang menghubungkan satu bagian kehidupan dengan bagian lainnya.
  8. Kebersamaan. Komunikasi adalah proses yang membuat sesuatu yang semula dimiliki seseorang menjadi milik dua orang atau lebih.
  9. Saluran/jalur/alat. Komunikasi adalah alat pengirim pesan. Misalnya telegraph, telepon, radio, kurir, dll.
  10. Replikasi memori. Komunikasi adalah proses mengarahkan perhatian dengan menggugah ingatan.
  11. Tanggapan Diskriminatif, komunikasi adalah tanggapan pilihan atau terarah pada suatu stimulus.
  12. Stimuli, setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai penyampaian informasi yang berisikan stimuli diskriminatif, dari suatu sumber terhadap penerima.
  13. Tujuan/kesengajaan, komunikasi pada dasarnya penyampaian pesan yang disengaja dari sumber terhadap penerima dengan tujuan mempengaruhi tingkah laku pihak penerima.
  14. Waktu/situasi, komunikasi merupakan suatu transisi dari suatu struktur keseluruhan situasi atau waktu sesuai pola yang diinginkan.
  15. 15. Kekuasaan/kekuatan, komunikasi adalah suatu mekanisme yang memimbulkan kekuatan atau kekuasaan.
Kelima belas komponen konseptual tersebut di atas merupakan kerangka acuan yang dapat dijadikan dasar dalam menganalisis fenomena peristiwa komunikasi. Komponen-komponen tersebut baik secara tersendiri, secara gabungan atau secara keseluruhan dapat dijadikan sebagai fokus perhatian dalam penelitian.

SISTEM MANAJEMEN HUBUNGAN PELANGGAN



”Pelanggan selalu benar” atau ”pelanggan harus selalu didahulukan” sekarang kata-kata tersebut lebih memiliki makna daripada sebelumnya. Karena keunggulan kompetitif yang didasarkan pada barang atau jasa baru yang inovatif sering kali waktunya sangat pendek, perusahaan menyadari bahwa satu-satunya kekuatan kompetitifnya yang dapat bertahan adalah hubungan dengan pelanggannya beberapa pendapat mengatakan bahwa landasan kompetisi kini telah berubah, dari siapa yang menjual barang dan jasa yang paling banyak, menjadi siapa yang ”memiliki” pelanggan, dan bahwa hubungan dengan pelanggan merupakan aset perusahaan yang paling berharga.
Manajemen hubungan pelanggan (Costumer Relationship Management-CRM) adalah merupakan suatu sistem yang membantu sebuah perusahaan untuk berhubungan dengan para pelanggan. Sistem ini merupakan suatu sistem manajemen yang secara khusus membahas teori mengenai penanganan hubungan antara perusahaan dengan para pelanggannya yang bertujuan meningkatkan nilai perusahaan di mata pelanggan. Manajemen hubungan pelanggan mengambil dan mengintegrasikan data pelanggan dari seluruh organisasi, mengkonsulidasikan, menganalisis dan mendistribusikan hasilnya kepada berbagai sistem yang diperoleh melalui titik sentuh pelanggan diseluruh perusahaan. Adapun titik sentuh yang dimaksud adalah emrupakan metode interaksi dengan pelanggan seperti telepon, email, surat, situs, web, layanan pelanggan, perangkat near kabel atau toko eceran. Manajemen hubungan pelanggan dapat meningkatkan penjualan dan layanan kepada pelanggan. Melaui sistem Costumer Relationship Management yang baik dan benar dapat memberikan informasi mengenai berapa nilai perusahaan tertentu bagi perusahaan, bagaimana mendapatkan pelanggan yang paling loyal, pelanggan yang paling menguntungkan, jenis barang apa yang akan dibeli oleh pelanggan. Dengan adanya data-data ini dapat membantu perusahaan dalam mempertahankan pelanggan dan dapat memberikan niali tambah yang berkesinambungan bagi pelanggan juga mendapatkan keuntungan terus menerus.
PIRANTI LUNAK MANAJEMEN HUBUNGAN PELANGGAN
Paket piranti lunak CRM dalam hubungan komersial hanya memiliki kelengkapan yang minim dan melakukan fungsi-fungsi yang terbatas. Customer Relationship Management (CRM) merupakan suatu sistem yang lebih komperhensif memuat modul untuk menjamin hubungan mitra (Partner Relationship Management-PRM) dan manajemen hubungan pelanggan (Employe Relationship Management-ERM). ERM berkaitan dengan masalah dan hubungan karyawan seperti : penentuan tujuan, manajemen kinerja staff, kompensasi berdasarkan kinerja serta pelatihan staff, dimana piranti lunak tersebut seperti Sales Force Automation (SFA). Adapaun piranti lunak ini dapat membantu karyawan bagian penjualan dalam menigkatkan produktifitasnya yaitu dengan memfokuskan penjualan kepada pelanggan yang paling memberikan laba, dengan melihat rekord’s tentang pembelian pelanggan tertentu dimasa lalu untuk membantu penjual membuat rekomendasi yang sifatnya pribadi.
LAYANAN PELANGGAN
Modul layanan pelanggan pada sistem CRM menyediakan informasi dan alat untuk meningkatkan efisiensi para staff panggilan, pusat bantuan, dan pusat dukungan pelanggan. Modul ini juga mempunyai kemampuan untuk mengarahkan dan mengelola permintaan layanan pelanggan, sistem ini dapat mengarahkan pelanggan dan melayani permintaan pelanggan, dengan adanya sistem seperti ini dapat menigkatkan informasi pelanggan yang konsisten dan akurat sehingga pusat panggilan dapat menangani panggilan perharinya dan mengurangi durasi panggilan. Dengan demikian secara langsung membuat kelompok layanan pelanggan akan mendapatkan produktifitas yang lebih baik, waktu transaksi yang pendek dan kualitas pelayanan yang lebih baik dengan biaya rendah.
PEMASARAN YANG DIDUKUNG OLEH CRM
Piranti lunak manajemen hubungan pelanggan memberikan titik tunggal bagi para pengguna untuk mengelola dan mengevaluasi berbagai kampanye pemasaran pada berbagai saluran, meliputi email, surat langsung, telepon, web dan pesan near kabel.
Sistem in mempunyai kemampuan mendapatkan prospek dari data para pelanggan dalam menyediakan informasi tentang produk dan layanan, menyeleksi calon pelanggan, menjadwalkan dan menelusuri surat menyurat atau email pemasaran panggilan juga dukungan layanan pelanggan dan otomatisasi pemasaran.
CRM OPERASINAL DAN CRM ANALITIS
Seluruh aplikasi yang dijabarkan mendukung operasional atau aspek analitis dari manajemen hubungan pelanggan. CRM Operasional, meliputi aplikasi-aplikasi yang berhadapan dengan pelanggan seperti perangkat untuk, SFA, pusat panggilan dan dukungan layanan pelangganjuga otomatisasi pemasaran. CRM Operasional ini dikenal sebagai ”front office” perusahaan.
CRM Analitis (Analitical CRM), meliputi aplikasi-aplikasi untuk menganalisis data pelanggan, yang dihasilkan oleh aplikasi CRM Operasinal untuk menyediakan informasi dalam rangka menigkatkan kinerja bisnis. CRM Analitis ini di kenal sebagai “back office” perusahaan.
NIALI BISNIS SISTEM MANAJEMEN HUBUNGAN PELANGGAN
Perusahaan dengan sistem manajemen hubungan pelanggan yanng efektif dapat meraih berbagai keuntungan antara lain :
1. Menigkatkan kepuasan pelanggan
2. Mengurangi biaya pemasaran langsung
3. Pemasaran lebih efektif
4. Biaya untuk mendaptkan pelanggan dan mempetahankannya menjadi lebih rendah
Informasi dari sistem CRM menigkatkan pendapatan dari penjualan dengan cara mengidentifikasi pelanggan dan sekmen yang paling menguntungkan yang kepadanya perlu dilakukan pemasaran terfokus dan penjualan silang.
Penggunaan sistem manajemen hubungan pelanggan pada perusahaan dapat menurunkan tingkat CHURN (CHURN RATE) karena sistem penjualan, pelayanan dan pemasaran sudah dapat merespon keinginan dan kebutuhan pelanggan dengan sangat baik, dimana kedua hal tersebut merupakan fakor paling penting dalam pertumbuhan suatu perusahaan.

Sistem Informasi Manajemen


Sistem informasi manajemen (SIM) - (management information system, MIS) adl bagian dari pengendalian internal sesuatu bisnis yg meliputi pemanfaatan manusia, dokumen, teknologi, & prosedur oleh akuntansi manajemen ukt memecahkan masalah bisnis seperti biaya produk, layanan, atau sesuatu strategi bisnis.
Sistem informasi manajemen dibedakan dgn sistem informasi biasa karena SIM digunakan ukt menganalisis sistem informasi lain yg diterapkan pd aktivitas operasional organisasi. Secara akademis, istilah ini umumnya digunakan ukt merujuk pd kelompok metode manajemen informasi yg bertalian dgn otomasi atau dukungan terhadap pengambilan keputusan manusia, misalnya sistem pendukung keputusan, sistem pakar, & sistem informasi eksekutif.

Proses Manajemen

Proses manajemen didefinisikan sbg aktivitas-aktivitas:
  1. Perencanaan, formulasi terinci ukt mencapai sesuatu tujuan akhir tertentu adl aktivitas manajemen yg disebut perencanaan. Oleh karenanya, perencanaan mensyaratkan penetapan tujuan & identifikasi metode ukt mencapai tujuan tersebut.
  2. Pengendalian, perencanaan hanyalah setengah dari peretempuran. Setelah sesuatu rencana dibuat, rencana tersebut harus diimplementasikan, & manajer serta pekerja harus memonitor pelaksanaannya ukt memastikan rencana tersebut berjalan sebagaimana mestinya. Aktivitas manajerial ukt memonitor pelaksanaan rencana & melakukan tindakan korektif sesuai kebutuhan, disebut kebutuhan.
  3. Pengambilan Keputusan, proses pemilihan di antara berbagai alternative disebut dgn proses pengambilan keputusan. Fungsi manajerial ini merupakan jalinan antara perencanaan & pengendalian. Manajer harus memilih di antara beberapa tujuan & metode ukt melaksanakan tujuan yg dipilih. Hanya satu dari beberapa rencana yg dpt dipilih. Komentar serupa dpt dibuat berkenaan dgn fungsi pengendalian.

Tujuan Umum Sistem informasi manajemen

  1. Menyediakan informasi ukt pengambilan keputusan.
  2. Menyediakan informasi yg dipergunakan di dalam perhitungan harga pokok jasa, produk, & tujuan lain yg diinginkan manajemen.
  3. Menyediakan informasi yg dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, & perbaikan berkelanjutan.
Ketiga tujuan tersebut menunjukkan bahwa manajer & pengguna lainnya perlu memiliki akses ke informasi akuntansi manajemen & mengetahui bagaimana cara menggunakannya. Informasi akuntansi manajemen dpt membantu mereka mengidentifikasi sesuatu masalah, menyelesaikan masalah, & mengevaluasi kinerja (informasi akuntansi dibutuhkan dam dipergunakan dalam semua tahap manajemen, termasuk perencanaan, pengendalian & pengambilan keputusan).

Teori Manajemen


Manajemen ilmiah

Manajemen ilmiah kemudian dikembangkan lbh jauh oleh pasangan suami-istri Frank & Lillian Gilbreth. Keluarga Gilbreth berhasil menciptakan micromotion yg dpt mencatat setiap gerakan yg dilakukan oleh pekerja & lamanya waktu yg dihabiskan ukt melakukan setiap gerakan tersebut.
Gerakan yg sia-sia yg luput dari pengamatan mata telanjang dpt diidentifikasi dgn alat ini, ukt kemudian dihilangkan. Keluarga Gilbreth juga menyusun skema klasifikasi ukt memberi nama tujuh belas gerakan tangan dasar (seperti mencari, menggenggam, memegang) yg mereka sebut Therbligs (dari nama keluarga mereka, Gilbreth, yg dieja terbalik dgn huruf th tetap). Skema tersebut memungkinkan keluarga Gilbreth menganalisis cara yg lbh tepat dari unsur-unsur setiap gerakan tangan pekerja.
Skema itu mereka dapatkan dari pengamatan mereka terhadap cara penyusunan batu bata. Sebelumnya, Frank yg bekerja sbg kontraktor bangunan menemukan bahwa seorang pekerja melakukan 18 gerakan ukt memasang batu bata ukt eksterior & 18 gerakan juga ukt interior. Melalui penelitian, ia menghilangkan gerakan-gerakan yg tdk perlu sehingga gerakan yg diperlukan ukt memasang batu bata eksterior berkurang dari 18 gerakan menjadi 5 gerakan.
Sementara ukt batu bata interior, ia mengurangi secara drastis dari 18 gerakan hingga menjadi 2 gerakan saja. Dengan menggunakan teknik-teknik Gilbreth, tukang baku dpt lbh produktif & berkurang kelelahannya di penghujung hari.

Pendekatan kuantitatif

Pendekatan kuantitatif adl penggunaan sejumlah teknik kuantitatif ( seperti statistik, model optimasi, model informasi, atau simulasi komputer) ukt membantu manajemen dalam mengambil keputusan. Sebagai contoh, pemrograman linear digunakan para manajer ukt membantu mengambil kebijakan pengalokasian sumber daya; analisis jalur kritis (Critical Path Analysis) dpt digunakan ukt membuat penjadwalan kerja yg lbh efesien; model kuantitas pesanan ekonomi (economic order quantity model) membantu manajer menentukan tingkat persediaan optimum; & lain-lain.
Pengembangan kuantitatif muncul dari pengembangan solusi matematika & statistik terhadap masalah militer selama Perang Dunia II.[12] Setelah perang berakhir, teknik-teknik matematika & statistika yg digunakan ukt memecahkan persoalan-persoalan militer itu diterapkan di sektor bisnis. Pelopornya adl sekelompok perwira militer yg dijuluki “Whiz Kids.”
Para perwira yg bergabung dgn Ford Motor Company pd pertengahan 1940-an ini menggunakan metode statistik & model kuantitatif ukt memperbaiki pengambilan keputusan di Ford.

Teori manajamen diantaranya:

  1. Aliran analisis sistem, Aliran ini memfokuskan pemikiran pd masalah yg berhubungan dgn bidang lain ukt mengembangkan teorinya.
  2. Aliran manajemen berdasarkan hasil, Aliran manajemen berdasarkan hasil diperkenalkan pertama kali oleh Peter Drucker pd awal 1950-an. Aliran ini memfokuskan pd pemikiran hasil-hasil yg dicapai bukannya pd interaksi kegiatan karyawan.
  3. Aliran manajemen mutu, Aliran manajemen mutu memfokuskan pemikiran pd usaha-usaha ukt mencapai kepuasan pelanggan atau konsumen.
  4. Aliran klasik, Aliran ini mendefinisikan manajemen sesuai dgn fungsi-fungsi manajemennya. Perhatian & kemampuan manajemen dibutuhkan pd penerapan fungsi-fungsi tersebut.
  5. Aliran perilaku, Aliran ini sering disebut juga aliran manajemen hubungan manusia. Aliran ini memusatkan kajiannya pd aspek manusia da perlunya manajemen memahami manusia.
  6. Aliran manajemen Ilmiah,: aliran ini menggunakan matematika & ilmu statistika ukt mengembangkan teorinya. Menurut aliran ini, pendekatan kuantitatif merupakan sarana utama & sangat berguna ukt menjelaskan masalah manajemen.

Alat-alat (Tools) Manajemen

Alat-alat (Tools) Manajemen

Money atau Uang merupakan salah satu unsur yg tdk dpt diabaikan. Uang merupakan alat tukar & alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan dpt diukur dari jumlah uang yg beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yg penting ukt mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan dgn berapa uang yg harus disediakan ukt membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yg dibutuhkan & harus dibeli serta berapa hasil yg akan dicapai dari sesuatu organisasi.
Untuk mencapai tujuan yg telah ditentukan diperlukan alat-alat sarana (tools). Tools merupakan syarat sesuatu usaha ukt mencapai hasil yg ditetapkan. Tools tersebut dikenal dgn 6M, yaitu men, money, materials, machines, method, & markets.
Man merujuk pd sumber daya manusia yg dimiliki oleh organisasi. Dalam manajemen, faktor manusia adl yg paling menentukan. Manusia yg membuat tujuan & manusia pula yg melakukan proses ukt mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tdk ada proses kerja, sebab pd dasarnya manusia adl makhluk kerja. Oleh karena itu, manajemen timbul karena adanya orang-orang yg berkerja sama ukt mencapai tujuan.
Material terdiri dari bahan setengah jdi (raw material) & bahan jadi. Dalam dunia usaha ukt mencapai hasil yg lbh baik, selain manusia yg ahli dalam bidangnya juga harus dpt menggunakan bahan/materi-materi sbg salah satu sarana. Sebab materi & manusia tidaki dpt dipisahkan, tanpa materi tdk akan tercapai hasil yg dikehendaki. Machine atau Mesin digunakan ukt memberi kemudahan atau menghasilkan keuntungan yg lbh besar serta menciptakan efesiensi kerja.
Metode adl sesuatu tata cara kerja yg memperlancar jalannya pekerjaan manajer. Sebuah metode daat dinyatakan sbg penetapan cara pelaksanaan kerja sesuatu tugas dgn memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan kpd sasaran, fasilitas-fasilitas yg tersedia & penggunaan waktu, serta uang & kegiatan usaha. Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan orang yg melaksanakannya tdk mengerti atau tdk mempunyai pengalaman maka hasilnya tdk akan memuaskan. Dengan demikian, peranan utama dalam manajemen tetap manusianya sendiri.
Market atau pasar adl tempat di mana organisasi menyebarluaskan (memasarkan) produknya. Memasarkan produk sudah barang tentu sangat penting sebab bila barang yg diproduksi tdk laku, maka proses produksi barang akan berhenti. Artinya, proses kerja tdk akan berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi merupakan faktor menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dpt dikuasai maka kualitas & harga barang harus sesuai dgn selera konsumen & daya beli (kemampuan) konsumen.

Tujuan dan Strategi Manajemen Stres

Tujuan dan Strategi Manajemen Stres

Manajemen stres adl kemampuan penggunaan sumber daya (manusia) secara efektif ukt mengatasi gangguan atau kekacauan mental & emosional yg muncul karena tanggapan (respon).
Tujuan manajemen stres itu sendiri adl ukt memperbaiki kualitas hidup individu itu agar menjadi lbh baik.
Strategi manajemen stres, Goliszek (2005) menyatakan bahwa usaha ukt memecahkan kebiasaan stres sehingga kualitas hidup menjadi lbh baik dengan:
  • Mengubah pola perilaku.
  • Memanfaatkan serangkaian teknik & relaksasi dari manajemen stres yg cepat & sederhana.
  • Mempelajari apa itu gila.
  • Mengenali gejala stres yg terjadi dalam diri.

Keahlian Manajemen


Manajemen keahlian adl praktik pemahaman, pengembangan & penyebaran orang-orang & keterampilan yg mereka miliki. Keterampilan yg bisa terimplementasikan dgn baik akan bisa mengidentifikasikan keterampilan yg dibutuhkan atas peran kerja tertentu, keterampilan riil setiap orang karyawan, & adanya kesenjangan antara keduanya.
Agar bisa bermanfaat, manajemen keahlian harus dilangsungkan secara berkelanjutan, dgn penilaian terhadap individu & memperbarui catatan kompetensi mereka secara teratur. Pembaruan ini harusnya dilangsungkan sama seringnya seperti tinjauan rutin dari tataran manajer, & pastinya ketika rangkaian keterampilan sang karyawan telah berubah.
Manajemen keahlian akan memberikan pendekatan yg terstruktur dalam mengembangkan keterampilan kolektif & individu, serta menyediakan kosakata yg sama dalam mendiskusikan keahlian.

Manajemen Pengetahuan

 

Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management) adl kumpulan perangkat, teknik, & strategi ukt mempertahankan, menganalisa, mengorganisir, meningkatkan, & membagikan pengertian & pengalaman. Pengertian & pengalaman semacam itu terbangun atas pengetahuan, baik yg terwujudkan dalam seorang individu atau yg melekat di dalam proses & aplikasi nyata sesuatu organisasi. Fokus dari MP adl ukt menemukan cara-cara baru ukt menyalurkan data mentah ke bentuk informasi yg bermanfaat, hingga akhirnya menjadi pengetahuan.

Tipe Proyek Manajemen Pengetahuan

Studi yg dilakukan oleh Davenport (Davenport & De Long 1999) mengidentifikasi 4 tipe besar proyek manajemen pengetahuan terkait pd titik tekan yg dimilikinya:
  1. Menciptakan simpanan pengetahuan. Penekanannya adl pd menangkap pengetahuan & ukt memperlakukan pengetahuan sbg sesuatu entitas yg terpisah dari orang-orang yg menciptakan & menggunakannya. Maka yg dilakukan adl membuat dokumen yg berisi pengetahuan yg telah direkam & menyimpannya di sesuatu simpanan di mana dia bisa dgn mudah diakses.
  2. Mengelola pengetahuan sbg sesuatu aset. Fokusnya di sini adl pd memperlakukan pengetahuan sebagaimana aset lain di neraca keuangan. Namun sifat pengetahuan yg tdk secara konkrit berwujud memang membuatnya sangat susah ukt ditransformasi & diestimasi dalam konteks finansial.
  3. Meningkatkan akses terhadap pengetahuan & transfer atasnya. Menekankan pd aktivitas penyediaan akses ke pengetahuan atau memfasilitasi transfer pengetahuan antar individu. Dalamhal ini, kesulitannya biasanya terletak pd bagaimana menemukan orang dgn pengetahuan yg dibutuhkan & lalu secara efektif mentransfernya ke orang lainnya. Hal ini juga akan tergantung pd peningkatan kapabilitas teknologi organisasi bersangkutan. Aktivitas dari proyek ini biasanya berbasis komunal, semisal berbentuk: komunitas online atau komunitas tatap muka, workshop, seminar, sistem konferensi video desktop, scan dokumen & perangkat berbagi lainnya.
  4. Menyuburkan lingkungan pengetahuan. Proyek ini terkait aktivitas membangun lingkungan berkontribusi ukt penciptaan, penyebaran, & penggunaan pengetahuan yg lbh efektif. Aktivitas yg tercakup di sini semisal pembentukan kesadaran & pembudayaan perhatian terkait pentingnya berbagi pengetahuan. Termasuk juga di dalamnya adl bagaimana mengubah perilaku & memberikan insentif ukt berbagi pengetahuan.
Kegiatan Manajemen Pengetahuan (MP) ini biasanya dikaitkan dgn tujuan organisasi semisal ukt mencapai sesuatu hasil tertentu seperti pengetahuan bersama, peningkatan kinerja, keunggulan kompetitif, atau tingkat inovasi yg lbh tinggi.
Pada umumnya, motivasi organisasi ukt menerapkan MP antara lain:
  1. Mencapai siklus pengembangan produk baru yg lbh cepat
  2. Memfasiltasi & mengelola inovasi & pembelajaran organisasi
  3. Mendayaungkit keahlian orang-orang di seluruh penjuru organisasi
  4. Meningkatkan keterhubungan jejaring antara pribadi interna & juga eksternal
  5. Mengelola lingkungan bisnis & memungkinkan para karyawan ukt mendapatkan pengertian & gagasan yg relevan terkait pekerjaan mereka
  6. Membuat pengetahuan terkait pengembangan produk & jasa menjadi tersedia dalam bentuk eksplisit
  7. Mengelola modal intelektual & aset intelektual di tempat kerja
Pengetahuan bukanlah sekedar informasi. Pengetahuan bersarang bukan di wadah tempat disimpannya informasi (semisal basis data), melainkan berada di pengguna informasi bersangkutan. Terdapat beberapa hal yg membedakan antara pengetahuan, informasi, & data. Memahami beda antara ketiganya sangatlah penting dalam memahami MP.
Transfer pengetahuan (salah satu aspek dari manajemen pengetahuan) dalam berbagai bentuk, telah sejak lama dilakukan. Contohnya adl melalui diskusi sepadan dalam kerja, magang, perpustakaan perusahaan, pelatihan profesional, & program mentoring. Walaupun demikian sejak akhir abad ke-20, teknologi tambahan telah diterapkan ukt melakukan tugas ini, seperti basis pengetahuan, sistem pakar, & repositori pengetahuan.