Manajemen Cinta dalam Islam : Kala Cinta Menyapamu
Kaifa khaluk? Gimana kabarnya hari ini? Semoga tetap GANBATTE dan SEHAT selalu yaa….
Kita berjumpa lagi dengan rubrik Kemuslimahan di edisi perdana Aqidah, Akhlaq, dan Nasehat ^_^
Di artikel kali ini, kita akan bahas tentang ringkasan Kajian Rutin Muslimah Jum’at tanggal 3 Mei 2013 yang diisi oleh seorang pembicara, eks Takmiroh masjid Nurul Huda, mbak Tyagita.
Kajian minggu lalu membahas tentang tema yang sangat digemari oleh kaum
cewek, apalagi kalo bukan tentang “C-I-N-T-A”. Yaps, sengaja kajian
minggu lalu mengangkat judul pembahasan kajian : “Manajemen Cinta dalam Islam : Manajemen Cinta dalam Islam”
karena memang sangat penting dipahami oleh kaum Hawa yang (katanya)
mudah klepek-klepek kalo udah ketemu sama pembahasan satu ini. Langsung
aja yuk kita simak bersama!
CINTA MENURUT AL-QUR’AN
Cinta, Cinta, dan Cinta. 5 huruf yang
selalu menghapuskan kesedihan. 1 kata yang selalu membangkitkan semangat
juang. Cinta, Cinta, dan Cinta. Tak ada habisnya jika kita berbicara
cinta, apalagi bagi kamu yang masih muda. Seakan cinta menjadi magnet
yang kuat dalam hidup ini.
Sudah menjadi fitrah bagi diri setiap
manusia memiliki rasa cinta tersebut, karena memang ALLAH SWT. telah
menanamkan perasaan itu ke dalam diri tiap insan sejak ia dilahirkan.
Hal itu seperti telah difirmankan olehNya dalam QS. Ali-Imran : 14 yang membahas tentang rasa kecintaan yang ditanamkan ALLAH dalam diri seorang manusia. Berikut artinya :
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).”
Sudah jelas dalam ayat tersebut, bahwa
memang perasaan cinta telah ditanamkan ke dalam perasaan setiap manusia
dan memang telah menjadi fitrahnya untuk memiliki perasaan tersebut.
Dari ayat di atas, ada beberapa hikmah yang dapat kita petik, di
antaranya:
1. Fitrah Manusia
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini”
ALLAH SWT telah menciptakan manusia
sebagai makhluk yang sempurna. Dengan kesempurnaan itu ALLAH
menghadirkan rasa cinta sebagai fitrah manusia. Dengan adanya rasa cinta
tersebut, manusia dapat memandang segala sesuatu menjadi indah. Secara
maknawi pada kalimat pertama di dalam Surat Ali-Imran ayat 14, ALLAH SWT
menerangkan kepada kita bahwa ALLAH telah memberi rasa cinta kepada
manusia sehingga manusia cenderung memandang segala sesuatu menjadi
terasa indah.
2. Cobaan Di Dunia
“Yaitu: wanita-wanita,
anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan,
binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di
dunia”
Pada kalimat kedua Surat Ali-Imran ayat
14, ALLAH menyebutkan beberapa cobaan manusia di dunia. Cobaan yang
pertama disebutkan ALLAH SWT dalam ayat tersebut adalah wanita, hal itu
mengandung makna bahwa wanita (lawan jenis) merupakan cobaan terbesar
kita di dunia. Hal ini bisa kita lihat dalam sebuah hadits shahih :
Dari Usamah bin Zaid, ia berkata,
“Rasulullah SAW bersabda, ‘Tidaklah aku tinggalkan setelah kematianku
kelak sebuah fitnah kekacauan yang lebih berbahaya bagi kaum laki-laki
dari pada fitnah (yang disebabkan) wanita.” (Hadis Shahih :
Ash-Shahihah (2701). Muttafaq ‘Alaih)
3. ALLAH, Sebaik-Baik Tempat Kembali
” dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)”
Di penutup ayat tersebut ALLAH SWT
mengakhirinya dengan memberitahu kita bahwa di balik semua kesenangan
tersebut, masih ada kenikmatan yang paling baik, yakni di surga. Di
dalam tafsir Ibnu Katsir, Ibnu Jarir meriwayatkan dari Umar bin
Khatthab, setelah turun ayat “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini”, Umar berkata: “Ya Tuhanku, sungguh keindahannya bagi kami.” Kemudian diturunkanlah ayat: “Katakanlah:
‘Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian
itu?’. Untuk orang-orang yang bertaqwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan
mereka ada surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal
di dalamnya. Dan (mereka dikaruniai) istri-istri yang disucikan serta
keridhaan Allah. Dan Allah Maha melihat akan hamba-hamba-Nya.’ ”
TINGKATAN CINTA DALAM ISLAM
Menurut Ibnu Qayyim ada enam tingkatan cinta dalam Islam, yaitu :
1. Peringkat pertama adalah Tatayyum
Ini merupakan tingkatan cinta yang paling tinggi dan merupakan hak ALLAH SWT. ALLAH SWT. berfirman :
“Dan diantara manusia
ada orang-orang yang menyembah tandingan- tandingan selain Allah; mereka
mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang
yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya
orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat
siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya,
dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).”
(QS. Al-Baqarah : 65)
ALLAH-lah yang paling utama tiada
tandingan tak ada bandingan. Posisinya tidak boleh digeser menjadi nomer
dua atau bahkan tiga. Cinta kita kepada-Nya harus menjadi puncak dari
segala cinta yang kita miliki.
2. Peringkat kedua adalah ‘Isyk
Cinta ini yang merupakan haknya Rasulullah SAW.
Cinta yang melahirkan sikap hormat, patuh, ingin selalu membelanya,
ingin mengikutinya, mencontohnya, dan lain-lain. Namun, bukan untuk
menghambakan diri kepadanya. Kita mencintai Rasulullah dengan segenap
konsekuensinya. Kita akan dengan bangga menjalankan sunnah-sunnahnya dan
mengikuti petunjuknya dalam mengamalkan agama ini. Kita juga akan
mencintai khidupannya yang luhur dan penuh amal shalih. Kita rindu
berjumpa dengannya karena kemuliaan yanga ada pada diri beliau. Cinta
kita kepada Rasulullah mendorong kita untuk membela agama ini dengan
kekuatan yang kita miliki. Demikian juga membela sunnahnya bila
sunnahnya diinjak-injak oleh orang lain. ALLAH SWT. berfirman :
“Katakanlah: ‘Jika
kamu (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah aku, niscaya Allah
mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu’. Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.”
(QS. Ali-Imran : 31)
3. Peringkat ketiga adalah Syauq
Yakni cinta antara mukmin dengan mukmin lainnya. Antara suami isteri, antara orang tua dan anak, yang membuahkan rasa mawaddah wa rahmah.
Seorang suami harus mencintai isterinya dengan sepenuh hati. Demikian
pula si isteri harus memberi cintanya kepada suaminya. Cinta yang tumbuh
pada diri mereka akan menambah ketentraman hati dan ketenangan jiwa.
Hidup akan lengkap, karena saling mengerti dan memahami. Seorang ayah
yang begitu perhatian kepada anaknya, mencurahkan cintanya kepada buah
hatinya. Dia menyayangi nya dan rela bekerja siang dan malam untuk
anak-anaknya. Selain karena ibadah kepada-Nya, dia melakukannya juga
karena cinta.
4. Peringkat ke empat adalah Shababah
Yaitu cinta sesama muslim yang
melahirkan ukhuwah Islamiyah. Cinta ini menuntut sebuah kesabaran untuk
menerima perbedaan dan melihatnya sebagai sebuah hikmah yang berharga.
Seperti kita ketahui saat ini sedikit perbedaan saja seringkali
menimbulkan perpecahan. Berbeda takbiratul ihram, berbeda gerakan
shalat, berbeda hari Idul Fitri atau Idul Adha kadang tidak disikapi
secara dewasa. Sehingga masalah pun muncul dan membuat jurang pemisah
yang teramat dalam antar pengikutnya. Belum lagi kalau kita lihat betapa
banyaknya kelompok harakah Islamiyah yang bermunculan. BIla cinta ini
ada, insya Allah segala perbedaan bisa disinergiskan. Tidak semua
perbedaan harus dipaksa sama, tapi kadang hanya membutuhkan sedikit
pengertian saja. Cinta ini harus dimunculkan sebagai bentuk upaya untuk
menciptakan kenyamanan hubungan dalam tubuh umat Islam.
5. Peringkat kelima ‘Ithf (simpati)
Cinta ini ditujukan kepada sesama manusia.
Rasa simpati ini melahirkan kecenderungan untuk menyelamatkan manusia,
termasuk pula di dalamnya adalah berdakwah. Rasa ini seringkali muncul
bila sisi kemanusian kita tersentuh. Di saat melhiat seorang anak kecil
di sebuah gubuk dengan wajah penuh penderitaan, atau saat melihat korban
musibah bencana alam berjatuhan, tentu saja hal ini mengetuk
kepedulian kita yang terdalam. Sisi kemanusiaan kita menjadi tersentuh
dan ingin menitikkan air mata. Hati kita tidak tega melihat sebuah
penderitaan yang tak kunjung berakhir. Inilah bentuk simpati yang muncul
dari hati yang paling dalam.
6. Peringkat keenam adalah cinta yang paling rendah dan sederhana, yaitu cinta atau keinginan selain kepada manusia : harta benda.
Namun, seringkali keinginan ini sebatas intifa’
(pendayagunaan/pemanfaatan). Cinta jenis ini pula yang sering
menggelincirkan manusia. Karena sifat harta memang selalu melenakan.
Namun, bila kita cerdas, banyaknya harta benda seharusnya tidak
menjadikan kita terlena. Sebaliknya, ia hanya menjadi sarana untuk
meraih cinta yang sebenarnya yaitu cinta kepada ALLAH SWT.
TANDA-TANDA ORANG JATUH CINTA
1. Banyak mengingat orang yang dicintainya. (QS. Al Anfal : 2)
2. Kagum
Kagum muncul karena adanya suatu
kelebihan yang dilihatnya, apakah bersikap subjektif atau objektif.
Kagum diawali dengan mengenali sesuatu yang lebih dibandingkan dengan
yang lain. (QS. Al Hasyr : 24)
3. Ridha
Cinta menimbulkan keridhaan kepada yang dicintai apapun yang diperintahkan atau dilarang dan ia pun rela melakukannya. (QS. At Taubah : 62)
4. Tadhhiyah (siap berkorban)
Cinta akan meminta kesiapan untuk
berkorban demi kepentingan yang dicintainya. Ia akan membela
habis-habisan sebagai wujud dari rasa cintanya. (QS. Al Baqarah : 207)
5. Takut
Ketakutan yang muncul dari cinta adalah
dalam bentuk harap dan cemas agar yang dicintainya ridho/senang dan
cemas bila yang dicintainya tidak ridho kepadanya. (QS. Al Anbiya : 90)
6. Berharap
Cinta menumbuhkan harapan kepada yang dicintainya. (QS. Al Ahzab : 80)
7. Taat
Bukti dari cinta adalah mentaati kepada yang dicintainya. (QS. An Nisaa : 80)
Setelah memahami tanda-tanda cinta
tersebut, diharapkan kita dapat membuat porsi-porsi yang tepat dalam
mengelola cinta. Cinta yang menempati urutan pertama dan utama adalah
cinta kepada ALLAH. Dengan mencintai ALLAH, kita akan mendapat berkah
dan rahmat dari ALLAH karena Dialah penguasa sejati kita, Pencipta kita.
Dengan mencintai apa-apa yang ALLAH cintai, maka ALLAH akan mengekalkan
rasa cinta tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar