Sekolah
sebagai institusi tidak dapat lepas dari masyarakat di lingkungan
sekolah tersebut berada. Untuk memahami apa dan untuk apa program
hubungan sekolah dan masyarakat perlu diaplikasikan secara intensif
dalam pengelolaan pendidikan, berikut ini akan diuraikan beberapa hal
pokok: pengertian, tujuan, dan prinsip hubungan sekolah dengan
masyarakat.
1. Pengertian Manajemen Partisipasi (Peran Serta) Masyarakat
Secara umum orang dapat mengatakan
apabila terjadi kontak, pertemuan dan lain-lain antara sekolah dengan
orang di luar sekolah, adalah kegiatan hubungan sekolah dengan
masyarakat. Apakah ini yang dimaksud dengan hubungan sekolah dengan
masyarakat, tentunya yang dimaksudkan dalam uraian di sini tidak
sesederhana pengertian tersebut. Arthur B. Mochlan menyatakan school public relation adalah kegiatan yang dilakukan sekolah atau sekolah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Apa sebenarnya kebutuhan masyarakat
terhadap sekolah itu? Masyarakat (lebih khusus lagi orang tua murid)
mengirimkan anak-anaknya ke sekolah agar mereka dapat menjadi manusia
dewasa yang bermanfaat bagi kehidupannya dan bagi masyarakat secara
umum. Secara praktis sering kita dengar para orang tua menginginkan
anaknya dapat berprestasi di sekolah Ini berarti kebutuhan masyarakat
terhadap sekolah adalah penyelenggaraan dan pelayanan proses belajar
mengajar yang berkualitas dengan out put yang berkualitas pula. Dengan
tuntutan yang demikian akan menjadi beban bagi sekolah, dengan segala
keterbatasan yang dimilikinya (tenaga, biaya, waktu dan sebagainya).
Pengertian di atas memberikan isyarat
kepada kita bahwa hubungan sekolah dengan masyarakat lebih banyak
menekankan pada pemenuhan akan kebutuhan masyarakat yang terkait dengan
sekolah. Di sisi lain pengertian tersebut di atas menggambarkan bahwa
pelaksanaan hubungan masyarakat tidak menunggu adanya permintaan
masyarakat, tetapi sekolah berusaha secara aktif (jemput bola), serta
mengambil inisiatif untuk melakukan berbagai aktivitas agar tercipta
hubungan dan kerjasama harmonis.
Apabila dicermati pengertian tersebut di
atas, nampaknya lebih mengarah pada pola hubungan satu arah, yaitu
kemauan sekolah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tentang hal-hal yang
berkaitan dengan sekolah. Ini berarti pihak sekolah kurang mendapatkan
balikan dari pihak masyarakat.
Definisi yang lebih lengkap diungkapkan
oleh Bernays seperti dikutip oleh Suriansyah (2000), yang menyatakan
bahwa hubungan sekolah dengan masyarakat adalah:
- Information given to the public (memberikan informasi secara jelas dan lengkap kepada masyarakat)
- Persuasion directed at the public, to modify attitude and action (melakukan persuasi kepada masyarakat dalam rangka merubah sikap dan tindakan yang perlu mereka lakukan terhadap sekolah)
- Effort to integrated attitudes and action of institution with its public and of public with the institution (suatu upaya untuk menyatukan sikap dan tindakan yang dilakukan oleh sekolah dengan sikap dan tindakan yang dilakukan oleh masyarakat secara timbal balik, yaitu dari sekolah ke masyarakat dan dari masyarakat ke sekolah.
Pengertian di atas memberikan gambaran
kepada kita apa sebenarnya hakekat hubungan sekolah dan masyarakat. Hal
terpenting dari pengertian di atas, adalah adanya informasi yang
diberikan kepada masyarakat yang dampaknya dapat merubah sikap dan
tindakan masyarakat terhadap pendidikan serta masyarakat memberikan
sesuatu untuk perbaikan pendidikan.
Dengan memahami dua pengertian hubungan sekolah dengan masyarakat
di atas, kita dapat membuat suatu pengertian sederhana tentang hubungan
sekolah dan masyarakat sebagai suatu “proses kegiatan menumbuhkan dan
membina saling pengertian kepada masyarakat dan orang tua murid tentang
visi dan misi sekolah, program kerja sekolah, masalah-masalah yang
dihadapi serta berbagai aktivitas sekolah lainnya”.
Pengertian ini memberikan dasar bagi
sekolah, bahwa sekolah perlu memiliki visi dan misi serta program kerja
yang jelas, agar masyarakat memahami apa yang ingin dicapai oleh sekolah
dan masalah/kendala yang dihadapi sekolah dalam mencapai tujuan,
melalui berbagai kegiatan yang dilakukan oleh sekolah. Dengan demikian
mereka dapat memikirkan tentang peranan apa yang dapat dilakukan oleh
masyarakat/orang tua murid dan stakeholders lainnya untuk membantu
sekolah.
Pemahaman masyarakat yang mendalam, jelas
dan konprehensif tentang sekolah merupakan salah satu faktor pendorong
lahirnya dukungan dan bantuan mereka terhadap sekolah. Hal ini sejalan
dengan apa yang dikemukakan oleh C.L. Brownell seperti dikutip oleh
Suriansyah (2001) yang menyatakan bahwa: Knowledge of the program is
essential to understanding, and understanding is basic to appreciation,
appreciation is basic to support.
Bertolak dari pendapat yang diungkapkan
Brownell tersebut di atas, dapat dipahami bahwa ssekolah perlu melakukan
beberapa aktivitas dalam melaksanakan manajemen peran serta masyarakat
agar dapat mencapai hasil yang diharapkan dan memberdayakan masyarakat
dan stakeholders lainnya. Beberapa aktivitas tersebut adalah:
Selalu memberikan penjelasan secara
periodik kepada masyarakat tentang program-program pendidikan di
sekolah, masalah-masalah yang dihadapi dan kemajuan-kemajuan yang dapat
dicapai oleh sekolah (berfungsi sebagai akuntabilitas). Agar pemahaman
program oleh masyarakat menyentuh hal yang mendasar, maka harus dimulai
dengan penjelasan tentang visi dan misi serta tujuan sekolah secara
keseluruhan. Apa yang dimaksud dengan visi dan misi sekolah anda dapat
memperdalam pada buku-buku reference lain. Kenyataan selama ini tidak
semua warga sekolah menghayati atau memiliki pemahaman yang mendalam
tentang visi dan misi sekolah, sehingga pada saat masyarakat ingin
mengetahui secara mendalam tentang hal tersebut warga sekolah (guru,
murid, staf tata usaha dan lain-lain) tidak dapat memberikan penjelasan
secara rinci. Hal ini akan memberikan kesan yang kurang baik kepada
masyarakat.
Apabila penjelasan-penjelasan tersebut
dipahami masyarakat dan apa yang diinginkan serta program-program
tersebut sesuai dengan kebutuhan masyarakat, maka penghargaan mereka
terhadap sekolah akan tumbuh. Tumbuhnya penghargaan inilah yang akan
mendorong adanya dukungan dan bantuan mereka pada sekolah. Dengan
demikian maka program sekolah harus seiring dengan kebutuhan masyarakat.
Karena memang pelanggan dan pengguna hasil lulusan sekolah adalah
masyarakat. Atau dengan kata lain pelanggan sekolah itu pada hakekatnya
adalah siswa dan orang tua siswa serta masyarakat. Karena itu kebutuhan
dan kepuasan pelanggan merupakan hal pokok yang harus diperhatikan oleh
lembaga sekolah. Sebagai contoh: Bagaimana masyarakat mau membantu
sekolah apabila sekolah di tengah masyarakat religius dan fanatik,
sekolah tidak pernah memprogramkan kegiatan sekolah yang bersifat
religius, sehingga sekolah terisolir dari masyarakatnya. Sekolah menjadi
menara gading bagi lingkungan masyarakatnya sendiri. Kondisi ini yang
mendorong masyarakat untuk tidak terlibat apalagi berpartisipasi
membantu sekolah.
Bertolak dari gambaran tersebut di atas,
Nampak manfaat yang sangat besar bagi sekolah dan masyarakat, apabila
hubungan sekolah dengan masyarakat benar-benar dapat dikelola dan
direalisasikan secara utuh sesuai dengan konsepsi di atas.
Di samping manfaat seperti diuraikan di
atas, pelaksanaan hubungan sekolah dengan masyarakat yang baik akan
memberikan manfaat lain seperti:
- Masyarakat/orang tua murid dan stakeholders lainnya akan mengerti dengan jelas tentang visi, misi, tujuan dan program kerja sekolah, kemajuan sekolah beserta masalah-masalah yang dihadapi sekolah secara lengakap, jelas dan akurat.
- Masyarakat/orang tua murid dan stakeholders lainnya akan mengetahui persoalan-persolan yang dihadapi atau mungkin dihadapi sekolah dalam mencapai tujuan yang diinginkan sekolah. Dengan demikian mereka dapat melihat secara jelas dimana mereka dapat berpartisipasi untuk membantu sekolah.
- Sekolah akan mengenal secara mendalam latar belakang, keinginan dan harapan-harapan masyarakat terhadap sekolah. Pengenalan harapan masyarakat dan orang tua murid terhadap sekolah, khususnya sekolah merupakan unsur penting guna menumbuhkan dukungan yang kuat dari masyarakat. Apabila hal ini tercipta, maka sikap apatis, acuh tak acuh dan masa bodoh masyarakat akan hilang. Yang menjadi pertanyaan adalah, sudahkah sekolah mengenal harapan masyarakat? Atau sekarang justru sekolah memaksakan harapannya kepada masyarakat! Coba kita analisis kondisi tersebut berdasarkan pengalaman dan penglihatan selama ini dalam praktek penyelenggaraan pendidikan di tingkat sekolah. Apabila kita belum melakukan hal tersebut, maka sudah saatnya mulai sekarang sekolah berbenah diri untuk membangun kemitraan dengan masyarakat/ stakeholders untuk kemajuan sekolah.
Apabila kondisi dia atas tercipta, para
siswa secara langsung mengetahui bahwa mereka mendapat perhatian yang
besar dari kedua belah pihak, baik pihak orang tua/masyarakat maupun
pihak sekolah. Hal ini tentunya merupakan kartu kendali bagi sekolah
untuk bersikap, berperilaku dan bertindak di luar aturan sekolah yang
ada. Kendali/control yang dilakukan bersama antara sekolah dan
masyarakat secara terpadu akan memberikan ruang sempit bagi siswa,
maupun warga sekolah lainnya yang akan bertindak atau berperilaku tidak
sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku di lingkungan sekolah dan
lingkungan masyarakat.
Dalam kenyataan yang ditemui di
lembaga-sekolah sekarang ini nampaknya masih sedikit ditemukan pola-pola
hubungan yang dapat mendorong terciptanya keempat hal pokok di atas.
Hal ini disebabkan adanya persepsi bahwa peningkatan mutu sekolah dan
peningkatan proses pembelajaran cukup dilakukan oleh pihak sekolah atau
pihak pemerintah secara sepihak. Sedangkan pihak masyarakat dan orang
tua murid cukup dimintakan bantuannya dalam bentuk keuangan saja, atau
ada semacam persepsi seolah-olah sekolah yang bertanggung jawab dalam
peningkatan mutu. Sedangkan orang tua (masyarakat) tidak perlu terlibat
dalam upaya peningkatan mutu di sekolah. Keterlibatan orang
tua/masyarakat sering diinterpretasikan atau dipersepsi sebagai bentuk
intervensi yang terlalu jauh memasuki kawasan otonomi sekolah. Keadaan
ini juga turut berpengaruh terhadap terciptanya hubungan yang akrab
antar sekolah dengan pihak masyarakat. Persepsi yang salah ini sebagai
akibat dari kurangnya pemahaman masyarakat tentang pendidikan dan juga
pemahaman warga sekolah tentang apa dan bagaimana harusnya pengelolaan
hubungan sekolah dengan masyarakat dibangun. Di samping itu pemberdayaan
masyarakat masih cenderung pada aspek pembiayaan.
2. Tujuan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Pengelolaan hubungan sekolah dengan masyarakat
sebagai salah satu aktivitas yang mendapat kedudukan setara dengan
kegiatan pengajaran, pengelolaan keuangan, pengelolaan kesiswaan dan
sebagainya (ingat substansi kegiatan management sekolah) juga harus
direncanakan, dikelola dan dievaluasi secara baik. Tanpa perencanaan dan
pengelolaan serta evaluasi yang baik, tujuan yang hakiki dari kegiatan
hubungan sekolah dengan masyarakat tidak akan tercapai.
Apa sebenarnya yang ingin dicapai dalam kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat?,
gambaran pada pembahasan di atas sudah memperlihatkan kepada kita
tentang apa yang ingin dicapai dalam kegiatan ini. Secara lebih lengkap
Elsbree dan Mc Nelly seperti dikutip oleh Suriansyah (2001) menyatakan
bahwa kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat bertujuan untuk
- To improve the quality of children’s learning and growing.
- To rise community goals and improve the quality of community living
- To develop understanding, enthusiasm and support for community program of public educations
Dari pendapat ini terlihat bahwa yang
ingin dicapai dalam kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat ini
tidak hanya sekedar mendapat bantuan keuangan dari orang tua
murid/masyarakat, tetapi lebih jauh dari hal tersebut yaitu
pengembangan kemampuan belajar anak dan peningkatan kualitas kehidupan
masyarakat, yang pada akhirnya dapat menumbuhkan dukungan mereka akan
pendidikan.
Sebagai bahan perbandingan, anda dapat
mempelajari tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat yang dikemukakan
oleh L. Hagman sebagai berikut:
- Untuk memperoleh bantuan dari orang tua murid/masyarakat, Bantuan apa? Ingat bantuan ini bukan hanya sekedar uang! Untuk melaporkan perkembangan dan kemajuan, masalah dan prestasi-prestasi yang dapat dicapai sekolah. Kapan sebenarnya laporan ini perlu dilakukan oleh pihak sekolah ?
- Untuk memajukan program pendidikan.
- Untuk mengembangkan kebersamaan dan kerjasama yang erat, sehingga segala permasalahan dan lain-lain dapat dilakukan secara bersama dan dalam waktu yang tepat.
Dari berbagai uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hubungan sekolah dengan masyarakat sebenarnya bertujuan untuk meningkatkan:
- Kualitas pembelajaran. Kualitas lulusan sekolah dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotor hanya akan dapat tercipta melalui proses pembelajar di kelas maupun di luar kelas. Proses pembelajaran yang berkualitas akan dapat dicapai apabila didukung oleh berbagai pihak termasuk orang tua murid/masyarakat.
- Kualitas hasil belajar siswa. Kualitas belajar siswa akan tercapai apabila terjadi kebersamaan persepsi dan tindakan antara sekolah, masyarakat dan orang tua siswa. Kebersamaan ini terutama dalam memberikan arahan, bimbingan dan pengawasan pada anak/murid dalam belajar. Karena itu peningkatan kemitraan sekolah dengan orang tua murid dan masyarakat merupakan prasyarat yang tidak dapat ditinggalkan dalam konteks peningkatan mutu hasil belajar.
- Kualitas pertumbuhan dan perkembangan peserta didik serta kualitas masyarakat (orang tua murid) itu sendiri. Kualitas masyarakat akan dapat dibangun melalui proses pendidikan dan hasil pendidikan yang handal. Lulusan yang berkualitas merupakan modal utama dalam membangun kualitas masyarakat di masa depan.
Ini berarti segala program yang dilakukan
dalam kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat harus mengacu pada
peningkatan kualitas pembelajaran, kualitas hasil belajar dan kualitas
pertumbuhan/perkembangan peserta didik. Apabila hal tersebut dapat kita
lakukan, maka persepsi masyarakat tentang sekolah akan dapat dibangun
secara optimal.
3. Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Apabila kegiatan hubungan sekolah dengan
masyarakat ingin berhasil mencapai sasaran, baik dalam arti sasaran
masyarakat/orang tua yang dapat diajak kerjasama maupun sasaran hasil
yang diinginkan, maka beberapa prinsip-prinsip pelaksanaan di bawah ini
harus menjadi pertimbangan dan perhatian. Beberapa prinsip yang perlu
diperhatikan dan dipertimbangkan dalam pelaksanaan hubungan sekolah
dengan masyarakat adalah sebagai berikut:
1. Integrity.
Prinsip ini mengandung makna bahwa semua
kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat harus terpadu, dalam arti
apa yang dijelaskan, disampaikan dan disuguhkan kepada masyarakat harus
informasi yang terpadu antara informasi kegiatan akademik maupun
informasi kegiatan yang bersifat non akademik. Hindarkan sejauh mungkin
upaya menyembunyikan (hidden activity) kegiatan yang telah,
sedang dan akan dijalankan oleh sekolah, untuk menghindari salah
persepsi serta kecurigaan terhadap sekolah. Biasanya sering terjadi
sekolah tidak menginformasikan atau menutupi sesuatu yang sebenarnya
menjadi masalah sekolah dan perlu bantuan atau dukungan orang tua murid.
Oleh sebab itu sekolah harus sedini mungkin mengantisipasi kemungkinan
adanya salah persepsi, salah interpretasi tentang informasi yang
disajikan dengan melengkapi informasi yang akurat dan data yang lengkap,
sehingga dapat diterima secara rasional oleh masyarakat. Hal ini sangat
penting untuk meningkatkan penilaian dan kepercayaan masyarakat/orang
tua murid terhadap sekolah, atau dengan kata lain transparansi sekolah
sangat diperlukan, lebih-lebih dalam era reformasi dan abad informasi
ini, masyarakat akan semakin kritis dan berani memberikan penilaian
secara langsung tentang sekolah. Bahkan tidak jarang penilaian dan
persepsi yang disampaikan masyarakatan tentang sekolah sering tidak
memiliki dasar dan data yang akurat dan valid. Persepsi yang demikian
apabila tidak dihindari akan menyebabkan hal yang negatif bagi sekolah,
akibatnya sekolah tidak akan mendapat dukungan bahkan mungkin sekolah
hanya akan menunggu waktu kematiannya. Karena dia tidak dibutuhkan
keberadaannya oleh masyarakatnya sendiri.
2. Continuity.
Prinsip ini berarti bahwa pelaksanaan
hubungan sekolah dengan masyarakat, harus dilakukan secara terus
menerus. Jadi pelaksanaan hubungan sekolah dengan masyarakat jangan
hanya dilakukan secara insedental atau sewaktu-waktu, misalnya hanya 1
kali dalam satu tahun atau sekali dalam satu semester/caturwulan, atau
hanya dilakukan oleh sekolah pada saat akan meminta bantuan keuangan
kepada orang tua/masyarakat. Hal inilah yang menyebabkan masyarakat
selalu beranggapan bahwa apabila ada panggilan sekolah untuk datang ke
sekolah selalu dikaitkan dengan minta bantuan uang. Akibatnya mereka
cenderung untuk tidak datang atau sekedar mewakilkan kepada orang lain
untuk menghadiri undangan sekolah. Kenyataan selama ini menunjukkan
bahwa undangan kepada orang tua murid dari sekolah sering diwakilkan
kehadirannya kepada orang lain, sehingga kehadiran mereka hanya berkisar
antara 60% – 70% bahkan tidak jarang kurang dari 30%. Apabila ini
terkondisi, maka sekolah akan sulit mendapat dukungan yang kuat dari
semua orang tua murid dan masyarakat.Perkembangan informasi,
perkembangan kemajuan sekolah, permasalahan-permasalahan sekolah bahkan
permasalahan belajar siswa selalu muncul dan tumbuh setiap saat, karena
itu maka diperlukan penjelasan informasi yang terus menerus dari sekolah
untuk masyarakat/orang tua murid, sehingga mereka sadar akan pentingnya
keikutsertaan mereka dalam meningkatkan mutu pendidikan putra-putrinya.
Oleh sebab itu maka informasi tentang sekolah yang akan disampaikan
kepada masyarakat juga harus di updating setiap saat. Informasi yang
sudah out update akan memberikan kesan kurang baik oleh masyarakat
kepada sekolah.
3. Simplicity
Prinsip ini menghendaki agar dalam proses
hubungan sekolah dengan masyarakat yang dilakukan baik komunikasi
personal maupun komunikasi kelompok pihak pemberi informasi (sekolah)
dapat menyederhanakan berbagai informasi yang disajikan kepada
masyarakat. Informasi yang disajikan kepada masyarakat melalui pertemuan
langsung maupun melalui media hendaknya disajikan dalam bentuk
sederhana sesuai dengan kondisi dan karakteristik pendengar (masyarakat
setempat). Prinsip kesederhanaan ini juga mengandung makna bahwa:
- Informasi yang disajikan dinyatakan dengan kata-kata yang penuh persahabatan dan mudah dimengerti. Banyak masyarakat yang tidak memahami istilah-istilah yang sangat ilmiah, oleh sebab itu penggunaan istilah sedapat mungkin disesuaikan dengan tingkat pemahaman masyarakat yang menjadi audience.
- Penggunaan kata-kata yang jelas, disukai oleh masyarakat atau akrab bagi pendengar.
- Informasi yang disajikan menggunakan pendekatan budaya setempat.
Kegiatan pemberian informasi hendaknya
menyeluruh dan mencakup semua aspek, factor atau substansi yang perlu
disampaikan dan diketahui oleh masyarakat, misalnya program ekstra
kurikuler, kegiatan kurikuler, remedial teaching dan lain-lain kegiatan.
Prinsip ini juga mengandung makna bahwa segala informasi hendaknya
lengkap, akurat dan up to date. Lengkap artinya tidak satu
informasipun yang harus ditutupi atau disimpan, padahal
masyarakat/orang tua murid mempunyai hak untuk mengetahui keberadaan dan
kemajuan (progress) sekolah dimana anaknya belajar. Oleh sebab
itu informasi kemajuan sekolah, kegagalan/masalah yang dihadapi sekolah
serta prestasi yang dapat dicapai sekolah harus dinformasikan kepada
masyarakat. Akurat artinya informasi yang diberikan memang tepat dan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dalam kaitannya ini juga berarti
bahwa informasi yang diberikan jangan dibuat-buat atau informasi yang
obyektif. Sedangkan up to date berarti informasi yang diberikan
adalah informasi perkembangan, kemajuan, masalah dan prestasi sekolah
terakhir. Dengan demikian masyarakat dapat memberikan penilaian sejauh
mana sekolah dapat mencapai misi dan visi yang disusunnya.
5. Constructiveness
Program hubungan sekolah dengan
masyarakat hendaknya konstruktif dalam arti sekolah memberikan
informasi yang konstruktif kepada masyarakat. Dengan demikian masyarakat
akan memberikan respon hal-hal positif tentang sekolah serta mengerti
dan memahami secara detail berbagai masalah (problem dan constrain)
yang dihadapi sekolah. Apabila hal tersebut dapat mereka mengerti, akan
merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong mereka untuk
memberikan bantuan kepada sekolah sesuai dengan permasalahan sekolah
yang perlu mendapat perhatian dan pemecahan bersama. Hal ini menuntut
sekolah untuk membuat daftar masalah (list of problems) yang perlu dikomunikasikan secara terus menerus kepada sasaran masyarakat tertentu.
Prinsip ini juga berarti dalam penyajian
informasi hendaknya obyektif tanpa emosi dan rekayasa tertentu, termasuk
dalam hal ini memberitahukan kelemahan-kelemahan sekolah dalam memacu
peningkatan mutu pendidikan di sekolah.
Prinsip ini juga berarti bahwa informasi
yang disajikan kepada khalayak sasaran harus dapat membangun kemauan dan
merangsang untuk berpikir bagi penerima informasi.
Penjelasan yang konstruktif akan menarik
bagi masyarakat dan akan diterima oleh masyarakat tanpa prasangka
tertentu, hal ini akan mengarahkan mereka untuk berbuat sesuatu sesuai
dengan keinginan sekolah. Untuk itu informasi yang ramah, obyektif
berdasarkan data-data yang ada pada sekolah.
6. Adaptability
Program hubungan sekolah dengan
masyarakat hendaknya disesuaikan dengan keadaan di dalam lingkungan
masyarakat tersebut. Penyesuaian dalam hal ini termasuk penyesuaian
terhadap aktivitas, kebiasaan, budaya (culture) dan bahan
informasi yang ada dan berlaku di dalam kehidupan masyarakat. Bahkan
pelaksanaan kegiatan hubungan dengan masyarakat pun harus disesuaikan
dengan kondisi masyarakat. Misalnya saja masyarakat daerah pertanian
yang setiap pagi bekerja di sawah, tidak mungkin sekolah mengadakan
kunjungan (home visit) pada pagi hari.
Pengertian-pengertian yang benar dan
valid tentang opini serta faktor-faktor yang mendukung akan dapat
menumbuhkan kemauan bagi masyarakat untuk berpartisipasi ke dalam
pemecahan persoalan-persoalan yang dihadapi sekolah.
=====================
Tidak ada komentar:
Posting Komentar