Sabtu, 31 Mei 2014

Konsep Dasar Manajemen Cinta

Hakikat cinta adalah pancaran rahmat Allah SWT. Saat pancaran itu ada di dalam diri manusia maka ia berkembang menjadi dua bentuk cinta, yaitu cinta secara umum (mahabbahh) dan cinta secara khusus (asmara). Dalam bentuk umum itu cinta meliputi berbagai aspek hablun minallah dan hablun minannas. Adapun asmara hanya mengambil bentuk interaksi dengan lawan jenis. Dengan demikian lingkup pembicaraan (semesta) cinta meliputi seluruh aspek kehidupan manusia. Selanjutnya pembicaraan itu menjadi lebih luas ketika menyangkut kecenderungan manusia yang berada di antara kepribadian malaikat dan setan, sehingga seluruh kajian cinta dan asmara difokuskan pada empat derajat cinta, yakni;
  1. Cinta Suci, yakni cinta yang mendekatkan manusia kepada Allah SWT dengan bukti amal-amal shalih. Inilah fitrah sebenarnya dari cinta.
  2. Cinta Asli, yakni cinta yang dibuktikan dengan amal kebaikan, namun masih harus diperjuangkan dari sisi kesucian niatnya untuk benar-benar ikhlas karena Allah SWT.
  3. Cinta Palsu, yakni cinta yang tidak diikuti dengan bukti amal kebaikan, bahkan cenderung bertendensi duniawi.
  4. Cinta Nafsu, yakni gejolak nafsu yang diyakini sebagai cinta. Inilah tipu daya setan yang menjauhkan manusia dari Allah SWT.
Demi menyelamatkan kesucian dan keaslian cinta, agar tidak terperosok pada kepalsuan cinta atau bahkan bergelimang hawa nafsu akibat tipu daya setan, maka diperlukan sebuah manajemen khusus yang kami sebut Manajemen Cinta (Tanzhimul Mahabbah) yang disingkat MC.
MC tidak menganut teori manajemen rohani (tanzhim) yang rumit dan menyulitkan, lebih dari itu justru menganut bimbingan praktis yang bisa diamalkan oleh siapa saja.
Tujuan utama MC adalah memberikan bimbingan dalam meraih : kemaslahatan, kebahagiaan, keberkahan dan keselamatan cinta. Untuk itulah maka konsep dan operasionalnya MC mewajibkan diri bersandar pada rujukan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Dengan rujukan waijb tersebut kami berikhtiar memastikan arah bimbingan manajemen ini tidak menyimpang dari tujuan cinta yang hakiki yakni Allah SWT, dan jalan yang ditempuhnya tetap pada satu jalan hakiki yakni sabilillah.
MC tidak hanya berhenti di kajian teori dan motivasi normatif, lebih real dari itu MC dilengkapi dengan sebuah Metode Praktis dan Mudah Mengukur Kualitas Cinta seseorang terhadap sesuatu, misalnya cinta terhadap : pekerjaan, perusahaan, organisasi, gerakan dakwah, harta, keluarga, pasangan hidup, dll. Dengan demikian metode ini akan sangat membantu bagi peningkatan kualitas sumber daya insani (SDI) di rumah, masyarakat, organisasi, gerakan dakwah, lembaga pendidikan, perusahaan, dunia kerja pada umumnya dll, terlebih secara perseorangan sebagai pribadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar