Jumat, 30 Mei 2014

Teori Manajemen


Manajemen ilmiah

Manajemen ilmiah kemudian dikembangkan lbh jauh oleh pasangan suami-istri Frank & Lillian Gilbreth. Keluarga Gilbreth berhasil menciptakan micromotion yg dpt mencatat setiap gerakan yg dilakukan oleh pekerja & lamanya waktu yg dihabiskan ukt melakukan setiap gerakan tersebut.
Gerakan yg sia-sia yg luput dari pengamatan mata telanjang dpt diidentifikasi dgn alat ini, ukt kemudian dihilangkan. Keluarga Gilbreth juga menyusun skema klasifikasi ukt memberi nama tujuh belas gerakan tangan dasar (seperti mencari, menggenggam, memegang) yg mereka sebut Therbligs (dari nama keluarga mereka, Gilbreth, yg dieja terbalik dgn huruf th tetap). Skema tersebut memungkinkan keluarga Gilbreth menganalisis cara yg lbh tepat dari unsur-unsur setiap gerakan tangan pekerja.
Skema itu mereka dapatkan dari pengamatan mereka terhadap cara penyusunan batu bata. Sebelumnya, Frank yg bekerja sbg kontraktor bangunan menemukan bahwa seorang pekerja melakukan 18 gerakan ukt memasang batu bata ukt eksterior & 18 gerakan juga ukt interior. Melalui penelitian, ia menghilangkan gerakan-gerakan yg tdk perlu sehingga gerakan yg diperlukan ukt memasang batu bata eksterior berkurang dari 18 gerakan menjadi 5 gerakan.
Sementara ukt batu bata interior, ia mengurangi secara drastis dari 18 gerakan hingga menjadi 2 gerakan saja. Dengan menggunakan teknik-teknik Gilbreth, tukang baku dpt lbh produktif & berkurang kelelahannya di penghujung hari.

Pendekatan kuantitatif

Pendekatan kuantitatif adl penggunaan sejumlah teknik kuantitatif ( seperti statistik, model optimasi, model informasi, atau simulasi komputer) ukt membantu manajemen dalam mengambil keputusan. Sebagai contoh, pemrograman linear digunakan para manajer ukt membantu mengambil kebijakan pengalokasian sumber daya; analisis jalur kritis (Critical Path Analysis) dpt digunakan ukt membuat penjadwalan kerja yg lbh efesien; model kuantitas pesanan ekonomi (economic order quantity model) membantu manajer menentukan tingkat persediaan optimum; & lain-lain.
Pengembangan kuantitatif muncul dari pengembangan solusi matematika & statistik terhadap masalah militer selama Perang Dunia II.[12] Setelah perang berakhir, teknik-teknik matematika & statistika yg digunakan ukt memecahkan persoalan-persoalan militer itu diterapkan di sektor bisnis. Pelopornya adl sekelompok perwira militer yg dijuluki “Whiz Kids.”
Para perwira yg bergabung dgn Ford Motor Company pd pertengahan 1940-an ini menggunakan metode statistik & model kuantitatif ukt memperbaiki pengambilan keputusan di Ford.

Teori manajamen diantaranya:

  1. Aliran analisis sistem, Aliran ini memfokuskan pemikiran pd masalah yg berhubungan dgn bidang lain ukt mengembangkan teorinya.
  2. Aliran manajemen berdasarkan hasil, Aliran manajemen berdasarkan hasil diperkenalkan pertama kali oleh Peter Drucker pd awal 1950-an. Aliran ini memfokuskan pd pemikiran hasil-hasil yg dicapai bukannya pd interaksi kegiatan karyawan.
  3. Aliran manajemen mutu, Aliran manajemen mutu memfokuskan pemikiran pd usaha-usaha ukt mencapai kepuasan pelanggan atau konsumen.
  4. Aliran klasik, Aliran ini mendefinisikan manajemen sesuai dgn fungsi-fungsi manajemennya. Perhatian & kemampuan manajemen dibutuhkan pd penerapan fungsi-fungsi tersebut.
  5. Aliran perilaku, Aliran ini sering disebut juga aliran manajemen hubungan manusia. Aliran ini memusatkan kajiannya pd aspek manusia da perlunya manajemen memahami manusia.
  6. Aliran manajemen Ilmiah,: aliran ini menggunakan matematika & ilmu statistika ukt mengembangkan teorinya. Menurut aliran ini, pendekatan kuantitatif merupakan sarana utama & sangat berguna ukt menjelaskan masalah manajemen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar