Selasa, 27 Mei 2014

MANAJEMEN TENAGA KERJA ( pembagian tenaga kerja )

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

       Sebagian besar manusia di muka bumu ini menyadari bahwa dalam pelaksanaan pembangunan nasional, tenaga kerja memiliki peranan dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku (actor) dalam mencapai tujuan pembangunan.sejalan dengan itu, pembangunan ketenagakerjaan diarahkan untuk meningkatkan kualitas dan kontribusinya dalam pembangunan serta melindungi hak dan kepentingan sesuai harkat dan martabat kemanusian. Pembangunan ketenagakerjaan diselenggarakan atas keterpaduan dan kemitraan, oleh karena itu sebagaimana ditetapkan dalam UU RI No.3 tahun 2000 bahwa pembangunan ketenagakerjaan bertujuan untukMemberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimum,Menciftakan pemrataan kesempatan kerja,Memberikan perlindungan bagi tenaga kerja dalam mewujudkan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya

         Tenaga kerja merupakan salah satu elemen sosial dalam perusahaan. karena sifat esensial tersebut, seringkali orang tak berdaya mengembangkannyaagar menjadi divergen. Jepang salah satu negara yangmampu membuat metafora tenaga kerja sehingga dalam dua dasawarsa terakhir mampu menciftaka rekor keuntungan produktivitas yang gemilang meskipun krisis ekonomi pernah menerpanya. Bahkan saat ini Republik Rakyat Cina pun telah mampu membangun sistem manajemen tenga kerja yang memiliki nilai kompetitif tinggi, terutama pada pasar Asia. Nah bagimana dengan kita Indonesia ????

1.2 Pembatasan dan perumusan masalah
       Mengingat dan menimbang bahwa ruang lingkup materi manajemen tenaga kerja cukup luas, untuk itu penulis memberi batasan pada masalah yang akan dibahas pada tulisan ini yaitu pada hakikat manajemen tenaga kerja, Pembagian kerja dan Efektivitas kerja.

1.3 Tujuan
       Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui hakikat manajemen tenaga kerja, Untuk mengetahuiapa itu pembagian kerja serta penilaian efektivitas kerja
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Manajemen Tenaga Kerja
      Manajemen sebagai suatu seni dan ilmu dan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian, dan pengendalian terhadap orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan yang telah ditetaapkan. Telah dikemukakn bahwa defenisi tersebut mengandung beberapa unsur, yakni unsur sifat, fungsi, sasaran dan tujuan. Keempat unsur tersebut merupakan rangkaian yang tidak bisa dipisahkan dan menjadi ciri khas manajemen.
       Manajemen tenaga kerja adalah salah satu bidang manajemen seperti manajemen produksi, manajemen pemasaran, manajemen keuangan, dan manajemen perkantoran. Manajemn tenaga kerja mengkhususkan diri tentang ihwal yang berhubungan dengan faktor produksi manusia dengan segala aktivitasnya, baik dalam usaha perorangan, badan usaha, perusahaan, lembaga maupun instansi, sehingga tenaga kerja tersebut dapat berdaya guna dan berhasil guna.
        Tenaga kerja merupakan istilah yang identik dengan istilah personalia, didalamnya meliputi buruh, karyawan, dan pegawai. Secara deskriptif perbedaan antara buruh, karyawan, dan pegawai adalah:
 Buruh
     Buruh adalah mereka yang bekerja pada usaha perorangan dan diberikan imbalan kerja secara harian maupun borongan sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak, baik lisan maupun tertulis, yang biasanya imbalan kerja tersebut diberikan secara harian.
 Karyawan
     Karyawan adalah mereka yang bekerja pada suatu badan usaha atau perusahaan, baik swasta maupun pemerintah, dan diberikan imbalan kerja seuai dengan peraturan perundang-udangan yang berlaku, baik yang bersifat harian, mingguan, maupun bulanan yang biasanya imbalan tersebut diberikan secara mingguan


 Pegawai (pegawai negeri)
    Pegawai adalah mereka yang telah memenuhi syarat tyang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, diangkatoleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas jabatan negeri atau tugas negara yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan dan digaji menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
      Manajemen tenaga kerja merupakan pendayagunaan, pembinaan,pengaturan, pengurusan, pengembangan unsur tenag kerja, baik yang berstatus sebagai buruh, karyawan, maupun pegawai dengan segala kegiatannya dalam usaha mencapai hasil guna dan daya guna sebesar-besarnya, sesuai dengan harapan usaha perseorangan, badan usaha, perusahaan, lembaga, maupun instansi.
Tingkat efektivitas tenaga kerja sangat dipengaruhi oleh pembinaan, pengaturan, pengurusan, dan pengembangan yang dilakukan oleh manajemen tenag kerja, karena manajeme tenaga kerja memilik tanggung jawab langsung terhadap pembinaan tenaga kerja yang menjadi bawahannya. Dengan demikian, manajemen tenaga kerja memiliki tanggung jawab besar terhadap efektivitas kerja. Seorang manajer tenaga kerja memerlukan kelihaian dalam menyelami keinginan tenaga kerja yang menjadi bawahan dan tanggung jawabnya. Pendekata psikologis perlu dilakukan menajer tenaga kerja agar hasilnya produktif.

2.1Pembagian Kerja
       Pembagiankerjaharusdisesuaikandengankemampuandankeahliansehinggapelaksanaankerjaberjalanefektif.Olehkarenaitu, dalampenempatankaryawanharusmenggunakanprinsipthe right man in the right place.Pembagiankerjaharusrasional/objektif, bukanemosionalsubyektif yang didasarkanatasdasarlike and dislike.Denganadanyaprinsip orang yang tepatditempat yang tepat (the right man in the right place) akanmemberikanjaminanterhadapkestabilan, kelancarandanefesiensikerja. Pembagiankerja yang baikmerupakankuncibagipenyelengaraankerja.kecerobohandalampembagiankerjaakanberpengaruhkurangbaikdanmungkinmenimbulkankegagalandalampenyelenggaraanpekerjaan, olehkarenaitu, seorangmanajer yang berpengalamanakanmenempatkanpembagiankerjasebagaiprinsiputama yang akanmenjadititiktolakbagiprinsip-prinsiplainnya.
Pembagiaankerja adalahtitikpermulaandariTeoriPertumbuhan Smith, yang meningkatkandayaprodiktivitastenagakerja.Iamenghubungkankenaikanitudengan ; (1) meningkatkanketrampilankerja; (2) penghematanwaktudlmproduksi; (3) penemuanmesinygmenghemattenaga. Penyebabterakhirdarikenaikanproduktivitasitubukanberasaldaritenagakerjatetapidari modal.Teknologimajulahygmelahirkanpembagiankerjadanperluasanpasar.Tetapiapaygmengarahkanpdpembagiankerjaadlkecenderungantertentu padasifatmanusia,yaitukecenderunganuntuktukar-menukar, barter danmempertukarkansuatubarang dg barang lain. Akan tetapi, pembaginankerjatergantungpadabesarnyapasar.Salah satupemeoterkenal “pembagiankerjadibatasiluasnyapasar” mengandungartibahwapembagiankerjabertambahseiringdenganmeningkatnyapasar.Olehitu, perluasanperniagaandanperdaganganinternasionalsangatbermanfaat, dg meningkatnyajmlpendudukdanfasilitastransportasiterjadipembagiankerjaygsemakinmeluasdanpeningkatan modal yang semakinbesar.
Adam Smith (1723-1790) menjelaskan keuntungan adanya pembagian kerja dengan memberikan contoh sebuah pabrik jarum. Di dalam pabrik jarum tersebut seorang buruh secara pasti dapat membuat 20 buah jarum sehari. Dari hasil kunjungan Smith atas suatu pabrik jarum yang telah melakukan pembagian pekerjaan, ternyata 10 orang buruh dapat membuat 48.000 buah jarum, dengan pembagian pekerjaan yaitu ada yang khusus menarik kawat, ada yang khusus memotongnya dan ada yang khusus meruncingkan jarumnya, serta lainnya. Dari keadaan tersebut dapat dikemukakan bahwa pembagiaan pekerjaan yang dilaksanakan itu dapat mempertinggi hasil produksi setiap buruh dari 20 buah menjadi 4800 buah jarum atau meningkatkan sebanyak 240 kali lipat.
       Pembagian pekerjaan sering dibedakan menjadi dua pengertian, yang pertama adalah membagi pekerjaan menjadi sederhana sehingga semua buruh dengan tingkat keahlian tertentu dapat melakukan pekerjaan. Pengertian yang kedua adalah pembagian pekerjaan bersusun yang membagi pekerjaan suatu kegiatan produksi menjadi beberapa bagian. Di dalam perkembangannya, konsep pembagian pekerjaan terus berkembang dan terarah kepada kegiatan pekerjaan yang terspesialisasikan, dan di dalam kegiatan produksi yang lebih modern terjadi pembagian pekerjaan sistem ban berjalan (”conveyor system”).

keuntungan penbagian kerja adalah:
 Setiap orang dapat melakukan pekerjaan yang sesuai dengan bakatnya.
 Dapat meningkatkan pengetahuan di dalam pekerjaan tersebut sehingga lebih mantap.
 Orang yang bersangkutan mengerjakan pekerjaan yang sama secara berkelanjutan sehingga dapat menghindarkan kehilangan waktu, ini berarti pekerjaan yang dilakukan semakin efektif dan semakin efisien.

2.3 Efektivitas Kerja
     Efektivitas kerja adalah suatu keadaan dimana aktifitas jasmaniah dan rohaniah yang dilakukan manusia dapat mencapai hasil yang diinginkan.
2.3.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kerja
1. Karakteristik organisasi : Terdiri dari struktur dan teknologi organisasi. Struktur yang di maksud adalah hubungan yang relative tetap sifatnya. Struktur meliputi bagaimana cara organisasi mengelompokan orang – orang didalam menyelesaikan perkerjaan. Sedangkan teknologi adalah mekanisme suatu perusahaan untuk mengubah bahan baku menjadi barang jadi.
2. Karakteristik lingkungan : Karakteristik organisasi berpengaruh terhadap efektivitaas di samping lingkungan luar dan dalam yang berpengaruh terhadap efektivitas. Lingkungan luar misalnya adalah luar perusahaan misalnya hubungan dengan masyarakat sekitar, sedangkan lingkungan dalam lingkup perusahaan misalnya pegawai di perusahaan tersebut
Keberhasilan hubungan organisasi lingkungan tergantung pada tiga factor:
 Tingkat keterdugaan keadaan lingkungan
 Ketepatan persepsi atas keadaan lingkungan
 Tingkat rasionalitas organisasi.
Ketiga faktor ini mempengaruhi ketepatan tanggapan organisaasi terhadap perubahan lingkungan.
3.Karakteristik pekerja : Pada dasarnya, para karyawan perusahaan merupakan factor yang utama atas efektivitas karena prilaku karyawan yang dalam jangka panjang memperlancar tercapainya tujuan organisasi. Karyawan adalah sumberdaya yang berhubungan langsung dengan pengelolaan semua sumber daya yang ada di dalam organisasi, maka perilaku karyawan sangan berpengaruh besar terhadap pencapaian tujuan organisasi.
 4. Kebijakan dan praktek manajemen : Makin rumitnya proses teknologi dan kejamnya lingkungan, maka perana manajemen dalam mengkoordinasi orang dan proses demi keberhasilan organisasi semakin sulit. Kebijakan dan praktek manajemen dapat mempengaruhi pencapaian tujuan, tergantung bagaimana kebijaksanaan dan praktek manajemen bertanggung jawab terhadap karyawan dan organisasi.
2.3.2 Hubungan pembagian kerja dan penyusunan kerja dengan efektivitas kerja
        Pembagian kerja adalah suatu pekerjaan yang harus diselesaikan, dipecah-pecah dalam sejumlah bagian dan langkah-langkah perencanaan. Setiap orang melakukan kerja dengan spesialisasi dalam bagian – bagian dari suatu pekerjaan, tidak merupakan keseluruhan dari pekerjaan. Dengan demikian pembagian kerja yang baik akan bermanfaat bagi organisasi yang bersangkutan dalam penyelesaian pekerjaan –pekerjaan yang berarti juga efektivitas dapat tercapai.
2.3.3 Pemecahan masalah pembagian kerja dan penyusunan kerja
      Untuk melaksanakan serangkaian tugas, wewenang dan tanggung jawab perusahaan perlu menerapkan asas pembagian kerja dengan cara memerinci dan mengelompokan aktifitas yang semacam atau erat hubungannya satu sama lainnya untuk dilakukan oleh karyawannya, dimana variable pembagian kerja dibagi lagi menjadi tiga sub variable yaitu penempatan kerja artinya setiap karyawan telah ditempatkan sesuai dengan kemampuan, keahlian dan pendidikan yang dimiliki, karena ketidaktepatan dalam menempatkan posisi karyawan akan menyebabkan jalannya pekerjaan menjadi kurang lancar dan tidak maksimal. Beban kerja artinya setiap pegawai karyawan melaksanakan tugas pekerjaan yang dipercayakan untuk dikerjakan dan dipertanggung jawabkan oleh satuan organisasi atau seorang pegawai tertentu sesuai dengan kemampuan dan kesanggupan sehingga efektivitas kerja akan berhasil dengan baik spesialisasi pekerjaan artinya setiap pegawai diadakan pembagian kerja berdasarkan oleh keahlian dan keterampilan khusus.

BAB III
PENUTUP


3.1 Kesimpulan

      Manajemen tenaga kerja adalah salah satu bidang manajemen seperti manajemen produksi, manajemen pemesaran, manajemen keuangan, dan manajemen perkantoran. Manajemn tenaga kerja mengkhususkan diri tentang ihwal yang berhubungan dengan faktor produksi manusia dengan segala aktivitasnya, baik dalam usaha perorangan, badan usha, perusahaan, lembaga maupun instansi, sehingga tenaga kerja tersebut dapat berdaya guna dan berhail guna.
      Manajemen tenaga kerja merupakan pendayagunaan, pembinaan,pengaturan, pengurusan, pengembangan unsur tenag kerja, baik yang berstatus sebagai buruh, karyawan, maupun pegawai dengan segala kegiatannya dalam usaha mencapai hasil guna dan daya guna sebesar-besarnya, sesuai dengan harapan usaha perseorangan, badan usaha, perusahaan, lembaga, maupun instansi.
Pembagiankerjaharusdisesuaikandengankemampuandankeahliansehinggapelaksanaankerjaberjalanefektif.Olehkarenaitu, dalampenempatankaryawanharusmenggunakanprinsipthe right man in the right place.Pembagiankerjaharusrasional/objektif, bukanemosionalsubyektif yang didasarkanatasdasarlike and dislike.Denganadanyaprinsip orang yang tepatditempat yang tepat (the right man in the right place) akanmemberikanjaminanterhadapkestabilan, kelancarandanefesiensikerja. Pembagiankerja yang baikmerupakankuncibagipenyelengaraankerja.kecerobohandalampembagiankerjaakanberpengaruhkurangbaikdanmungkinmenimbulkankegagalandalampenyelenggaraanpekerjaan,

3.2 Saran
        Saya sendiri pribadi sebagai penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini banyak sekali terdapat kekurangan atau pun kejanggalan. Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat saya nantikan demi kelancaran dalam pembuatan makalah selanjutnya.
Daftar Pustaka

Flippo, Edwin. 1984. Manajemen Personalia. Jakarta : Erlangga
Richard L, Daft. 2002. Management Manajemen. Jakarta: Salemba Empat
Sastrohadiwiryo, Siswanto.2001. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia. Bandung: Bumi Aksara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar